Dalam perjalanan koe yang menggebu yang hanya ditemani sandal japitku yang berdebu
Ku ingin menyongsong fajar yang melintas didepan mata
Tak pedulin keluh kesah terus menghujam batinku yang semakin lama semakin penuh dengan peluh
Deru jantung diujung tanduk binatang jalanan
Yang meraung seakan-akan mengingikan saku sobek yang ada didahiku
Hubungan jalin yang manis bagai empedui
Hubungan yang asin seperti gula
Hubungan batin yang tak tentu arah
Hidupku ramai tapi kosong
Entah kapan Kefanaan ini berubah menjadi suatu yang bisa disentuh
Tapi keluhan takkan merubah semuanya
Aku seakan lupa untuk menyongsong sang fajar yang hanya sedetik melesat di pelupuk mata
Ditengah kesadaranku aku mengumpat,
Aku pasti bisa menggapai sang fajar secara utuh
Pasti.........
0 komentar:
Posting Komentar