Minggu, 31 Mei 2009

SBY-Boediono Siapkan Penangkis 12 Isu

[ Minggu, 31 Mei 2009 ]

JAKARTA - Pasangan capres Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)-Boediono tak mau terus-terusan menjadi sansak kampanye hitam (black campaign). Karena itu, capres-cawapres Partai Demokrat dan Koalisi Cikeas tersebut menyiapkan penangkis 12 isu krusial yang berpotensi menjadi bahan pihak lain untuk menyerang mereka.

SBY meminta tim kampanye di semua daerah untuk menyiapkan respons terhadap tuduhan, fitnah, black campaign, ataupun kampanye negatif. "Semua isu itu memang perlu di-counter, ditanggapi, dan direspons. Sebab, jika berlarut-larut, rakyat akan menganggap hal tersebut sebagai yang benar," terang SBY dalam pembukaan Silaturahim Nasional Parpol Koalisi SBY-Boediono di arena Pekan Raya Jakarta (PRJ), Kemayoran, Jakarta, kemarin (30/5).

Beberapa di antara isu-isu itu adalah politik simbol, perang ideologi, neoliberalisme (neolib), ekonomi kerakyatan versus neolib, dan pluralisme. Isu lain adalah politik identitas, pertumbuhan ekonomi, utang luar negeri, anggaran pertanian, anggaran infrastruktur, dan krisis ekonomi. "Sedangkan isu terakhir adalah, saya sebenarnya malu mengungkapkannya, yakni urusan cepat-cepatan atau tepat-tepatan," ujar SBY.

SBY menjelaskan, sejak menjadi presiden pada 2004, dirinya berusaha tidak reaktif dalam menghadapi tuduhan. "Kalau sejak 2004 menanggapi, saya tak bisa kerja," ungkapnya.

Namun, menurut dia, kini merupakan saat tepat untuk menjawab semua tuduhan itu. "Sekali-kali tidak dilarang seorang SBY merespons, menanggapi. Untuk tim sukses, pahalanya tinggi kalau bisa merespons dengan baik, logis, dan benar," ulasnya. Dia meminta tim suksesnya menggunakan fakta dan data dalam merespons semua tuduhan yang dialamatkan kepada pasangan SBY-Boediono.

Dia meminta mereka menanggapi secara rasional, tepat, dan tidak emosional. "Rakyat ingin mendengar jelasnya permasalahan, argumentasi, dan posisi kita. Rakyat tidak menyukai kegaduhan, apalagi cara-cara yang tidak patut," ujarnya.

Jika tuduhan mesti direspons, SBY melarang tim suksesnya memfitnah dan menyebarkan black campaign. "Jangan, jangan memfitnah kompetitor kita. Kita tidak perlu melaksanakan black campaign. Kita tidak harus menyenangi negative campaign dan menyerang pribadi secara tidak patut, banyak cara lain," ucapnya.

SBY juga berjanji menawarkan program yang realistis. "Bukan di awang-awang. Bukan janji dan angin surga. Tapi, kita semua, kita ambil, tarik, dan simpulkan dari pengalaman empiris selama lima tahun memimpin negeri," terangnya.

Dia mencontohkan, target pertumbuhan ekonomi 7 persen pada 2014 merupakan hal paling realistis. Meskipun, sebagian kalangan menganggapnya konservatif, tidak seperti calon lain yang menargetkan 8 persen (JK-Wiranto) dan 10 persen (Mega-Prabowo). "Mengapa 7 persen? Sebab, dunia telah mengalami resesi perekonomian yang dalam. Belum ada tanda-tanda apakah tahun depan mulai ada gerakan pemulihan," paparnya.

Boediono menuturkan, etika adalah jalur terbaik dalam pembangunan perpolitikan. "Sebab, sepanjang karir, saya mencoba melaksanakan amanah apa pun yang diberikan kepada saya dengan cara wajar, patut, dan kejujuran," katanya. (sof/agm)

0 komentar:

Posting Komentar