pers mahasiswa LPM spirit mahasiswa universitas madura

media alternatif diantara media umum lainya

sesepuh (pemangku adat LPM spirit mahasiswa universitas madura

yang manakah yang paling ganteng, ayo tebak ?.

cerahnya para mahasiswa ini

kalau ini mana yang paleng jelek ?

mukernas PPMI nasional indonesia

para pengurus yang mengawangi (persatuan pers mahasiswa indonesia)

seram dan tampak (muka tua)

banyak yang iri dengan foto ini, termasuk saya sendiri !!!

Senin, 09 November 2009

Daftar Pahlawan Negri ini


Di tanggal yangsangat bersejarah ini,nampaknya para pemuda Indonesia agak melupakan siapa-siapa yang sudah bergelut dengan tenaga,waktu,harta serta nyawanya bagi tegaknya NKRI.

Ini adalah daftar para bunga bangsa :
A


* Jendral Besar Abdul Harris Nasution
* Abdul Kadir
* Abdul Muis
* Marsekal Muda Abdulrachman Saleh
* Kiai Haji Achmad Rifai (gelar dianugerahkan pada tahun 2004)
* Prof. Mr. Achmad Subardjo (2009)
* Haji Adam Malik
* Mayor Jenderal Adenan Kapau Gani (gelar dianugerahkan pada tahun 2007)
* Marsekal Muda Agustinus Adisucipto
* Sultan Ageng Tirtayasa
* Sultan Agung Hanyokrokusumo
* Haji Agus Salim
* Kiai Haji Ahmad Dahlan
* Jenderal Ahmad Yani
* Mgr. Albertus Sugiyapranata S.J.
* Raja Ali Haji (gelar dianugerahkan pada 5 November tahun 2004)
* Tengku Amir Hamzah
* Andi Abdullah Bau Massepe (gelar dianugerahkan pada tahun 2005)
* Andi Jemma
* Andi Mappanyukki (gelar dianugerahkan pada tahun 2004)
* Haji Andi Sultan Daeng Raja (gelar dianugerahkan pada tahun 2006)
* Pangeran Antasari
* Arie Frederik Lasut
* Raden Mas Tumenggung Ario Suryo
* Sultan Arung Matoa
* Kiai Haji Abdul Halim (gelar dianugerahkan pada tahun 2008)

B

* Bagindo Azizchan (gelar dianugerahkan pada tahun 2005)
* Jenderal Basuki Rahmat
* Bung Tomo (gelar dianugerahkan pada tahun 2008)

C

* Teungku Cik di Tiro
* Cilik Riwut
* dr. Cipto Mangunkusumo
* Cut Nyak Dhien
* Cut Nyak Meutia

D

* Dewi Sartika
* Pangeran Diponegoro
* Ernest Douwes Dekker (Setiabudi)
* Defy Fiman Al Hakim (Mas Dephy ganteng)

E

* Elly Uyo (gelar dianugerahkan tahun 2002)

F

* Haji Fakhruddin
* Fatmawati
* Ferdinand Lumbantobing
* Raja Haji Fisabilillah
* Frans Kaisiepo

G

* Gatot Mangkupraja (gelar dianugerahkan pada tahun 2004)
* Jenderal Gatot Subro
H

* Halim Perdanakusuma
* Sri Sultan Hamengkubuwana I (gelar dianugerahkan pada tahun 2006)
* Sri Sultan Hamengkubuwana IX
* Kopral Harun Thohir
* Letnan Jenderal Haryono
* Brigadir Jenderal Hasan Basry (gelar dianugerahkan pada tahun 2001)
* Sultan Hasanuddin
* Kyai Haji Mohammad Hasyim Asyari
* Prof. Dr. Hazairin
* Prof. Dr. Ir. Herman Johannes (2009)

I

* Dr. Ide Anak Agung Gde Agung (gelar dianugerahkan pada tahun 2007)
* I Gusti Ketut Jelantik
* Letnan Kolonel I Gusti Ngurah Rai
* H. Ilyas Yakoub
* Tuanku Imam Bonjol
* Sultan Iskandar Muda
* Ismail Marzuki (gelar dianugerahkan pada tahun 2004)
* Marsekal Madya Iswahyudi
* Prof. Dr. Iwa Kusumasumantri
* Izaak Huru Doko (gelar dianugerahkan pada tahun 2006)
J

* Laksamana Muda TNI (Purn.) Jahja Daniel Dharma (John Lie; 2009)
* Gusti Pangeran Harya Jatikusumo
* Ir. Raden Juanda Kartawijaya

K

* AIP Karel Satsuit Tubun
* Raden Ajeng Kartini
* Brigadir Jenderal Katamso Darmokusumo
* Ki Hajar Dewantara
* Kiras Bangun (gelar dianugerahkan pada tahun 2005)
* Dr. Kusumah Atmaja S.H.

L

* La Madukelleng

M

* Sultan Mahmud Badaruddin II
* Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunagara VIII
* Maria Walanda Maramis
* Laksamana Laut Martadinata
* Martha Christina Tiahahu
* Marthen Indey
* Kiai Haji Mas Mansur
* Maskoen Soemadiredja (gelar dianugerahkan pada tahun 2004)
* Mayor Jenderal TNI Prof. Dr. Moestopo
* dr. Moewardi
* Mohamad Roem
* Drs. Mohammad Hatta
* Mohammad Husni Thamrin
* Prof. Mohammad Yamin S.H.
* Muhammad Isa Anshary (gelar dianugerahkan pada tahun 2006)
* Muhammad Natsir (Gelar dianugerahkan pada tahun 2008)
* Muhammad Saleh Werdisastro
N

* Nani Wartabone (gelar dianugerahkan pada tahun 2003)
* Kiayi Haji Noer Alie (gelar dianugerahkan pada tahun 2006)
* Nuku Muhammad Amiruddin
* Nyai Ahmad Dahlan
* Teuku Nyak Arif
* Nyi Ageng Serang

O

* Haji Oemar Said Tjokroaminoto
* Opu Daeng Risadju (gelar dianugerahkan pada tahun 2006)
* Oto Iskandar di Nata

P

* Pajonga Daeng Ngalie Karaeng Polongbangkeng (gelar dianugerahkan pada tahun 2006)
* Sri Susuhunan Pakubuwana VI
* Mayor Jenderal Pandjaitan
* Parada Harahap
* Kapitan Pattimura
* Kapten Pierre Tendean
* Pong Tiku
R

* Radin Inten II
* Hajjah Rangkayo Rasuna Said
* Robert Wolter Monginsidi
S

* Dr. Saharjo S.H.
* G.S.S.J, Dr Sam Ratulangi
* Kiai Haji Samanhudi
* Slamet Riyadi
* Silas Papare
* Sisingamangaraja XII
* Letnan Jenderal Siswondo Parman
* Soekarno
* Jenderal Soedirman
* Kolonel Sugiono
* Sugondo Djojopuspito
* Prof. Dr. Suharso
* Siti Hartinah
* Sukarjo Wiryopranoto
* Supeno
* Prof. Dr. Soepomo
* Letnan Jenderal Suprapto
* Suprijadi
* Suroso R.P
* Raden Mas Soerjopranoto
* Sutan Syahrir
* dr. Sutomo
* Mayor Jenderal Sutoyo Siswomiharjo
* Sultan Syarif Kasim II
* Syech Yusuf Tajul Khalwati
* Jendral Besar TNI Soeharto

[s T

* Tb.A.Basuni
* Tuanku Tambusai
* Tengku Rizal Nurdin (gelar dianugerahkan pada tahun 2005)
* Teuku Muhammad Hasan (gelar dianugerahkan pada tahun 2006)
* Teuku Umar
* Sultan Thaha Sjaifuddin
* Raden Mas Tirto Adhi Soerjo (gelar dianugerahkan pada tahun 2006)
* Tan Malaka

U
* Untung Suropati
* Letnan Jenderal Urip Sumoharjo
* Usman Janatin

W

* Wage Rudolf Supratman
* Wahid Hasyim
* Wahidin Sudirohusodo
* Wilhelmus Zakaria Johannes

Y

* Yos Sudarso
Z

* Kiai Haji Zainal Mustafa
* Kiai Haji Zainul Arifin


Bangsa yang besar adalah bangsa yang sangat menghargai jasa para pahlawannya...


CAMKAN ITU......

Selasa, 03 November 2009

Malam Pembuktian


Mungkin malam ini adalah pembuktian semuanya. Semua yang selama ini ku harapkan.
Desir jangkrik selalu mencoba memecah susunan rasa dalam gumpalan darah merah
Aku tahu ini tak pantas
Aku tahu…
Sekian puluh ribu jam mencoba ikhlas dalam semuanya
Dalam semua dekup nadi yang selalu terurai panjang
Dalam kehidupan anormal ini
Keikhlasan ini sebenarnya hanya kusimpan pada waktunya
Ketika pemuda rinjani menjemputmu keatas bukit merbabu
Itulah yang kupersiapkan.
bukan seperti ini….
Seakan meniadakan selaput lendir yang telah sobek oleh sepak terjangku
Slahkah diri ini ketika keikhlasan tidak kuijinkan keluar untuk hari itu?
Salah….
salah besar …
sakali lagi bukan untuk hari ini….
Keikhlasan ini hilang dengan dibonceng imaginasi sebuah cerpen unik nan lucu.
Yang berceritakan seorang pemuda yang sangat mncintai seorang ninja wanita elok nan rupa
Tapi dalam beribu kekurangannya pemuda tersebut memiliki kelebihan hanya dalam berdo’a
Akhrnya demi ninja tersebut dia berdo’a ,” ya tuhan… berikanlah hamba penyakit kangker otak dan beri hamba umur pendek “
Untuk apa semua itu…..
bukankah kau tidakbersyukur denga tubuh mu yang sehat…
“ aku lebih berbahaiga jika aku hidup bersamanya walau sedetik saja.aku ingin menjadi suami dari istri seshaleha dia..”
Hanya itu alas an yang hamba punya agar mampu memilikinya dan mengurangi ketidak ikhlasan ini

Kamis, 22 Oktober 2009

Keadaan Politik Dewasa ini : Menurun ataukah Timbul kembali

Dalam perkembangannya Politik atau lebih tepatnya filsafat poltik mengalami pasang surut. Akan tetapi disaat ini sudah tidak ada filsafat-filsafat politik sehandal dan se exclusive Mark dan Mill.
Peter Laslett dan Robert A. Dahl berkata bahwa politik saat ini sudah terpojok bahkan sudah “mati”.kemunduran ini sudah barang baru lagi dalam pembahasan di pusat awal ilmu filsafat politik ( oxford )dilahirkan. Memang hal ini tidak terlepas dari “belum adanya masalah sosial /konflik yang besar”. Karena Easton berpendapat pendapat –pendapat para filsafat jaman dulu tidak terlepas dari adanya konflik sosial yang melebar dan besar. Dan hal inilah yang memaksa mereka untuk mengeluarkan pemikiran-pemikiran yang baru.
Hal ini sesuai dengan stetment Anwar el Sadat “ He cannot change the very fabric of his thought will never be able to change reality,and will never,therefore,make any progress “. Jelas pemikir jaman dahulu dipaksa untuk berpikir diluar hal yang ada (thinking outside the box ).Akan tetapi yang ada saat ini para politisi hanya memakai gagasan-gagasan lama.dan untuk mengembangkan pemikiran baru amatlah kecil.
Sebab-sebab Utama Kemrosotan Teory Politik
Sekali lagi Eston mengatakan hal penyebab merosotnya hal ini adalah kebiasaan para peneliti meneliti konsep-konsep yang sudah usang dan tidak valid lagi. Padahal diutuhkan pemikiran-pemikairan yang baru agar mampu memenuhi kebutuhan mereka.
Menurut Eston suatu teori tidak saja menuruti nilai saja tetapi fakta pun harus disistematiskan dasar-dasar enpirisnya. Sehingga akhirnya menjadikan suatu kesimpulan bahwa Teori politik ternyata lebih spekulatif dan kurang berlandaskan pada observasi yang seksama terhadap perstiwa politik value Theory.
Historisisme
Dalam kemalasannya terhadap penulis-penulis yang masih menjunjung tinggi teori lama, dia membagi ny dalam 4 rupa, yaitu :
1. Penganut faham kelembagaan
2. Interkasionis
3. Materealis (mencoba lebih memahami matrix budaya )
4. Lindsay (lebih mencoba tertarik olel nilai kontemporer tertentu seperti demokrasi)
Keempat bentuk pemikir ini sama-sama sama-sama masih mengjunjung tinggi kurikulum baru
Kondisi dunia kontemporer dengan keilmuan politik yang juga terlalu lama didominasi oleh hyperfaktualisme.Toynbee mengatakan bahwa hancurnya suatu peradaban mungkin berarti lahirnya suatu agama,tetapi hal itu tidak akan memuaskan ilmuan politik.Sementara kondisi internal politik terjadi kesalahan dalam hakikat pemikiran.Menurut Cobban semua pemikir besar masa lalu menulis dengan tujuan praktis dan dengan maksud untuk mempengaruhi tingkah laku politik yang sebenarnya. Kondisi dunia kontemporer dengan keilmuan politik yang juga terlalu lama didominasi oleh hyperfaktualisme.




Relativisme moral
Salah satu yang membuat merosotnya politik adalah Relativisme moral. Apa itu relativisme moral?yakni tumbuhnya sikap nisbi terhadap nilai (omong kosong terhadap nilai-nilai yang ada ).
Jika cobban menunjuk positivism adalah sebuah kemunduran dalam dunia politik ,maka Geronimo menyebut ideologi atau doktrin politik ebagai tambahan padaperiode awal.Tetapi Geronimo menganggap bahwa pada masa positivism,politik sedang timbul kembali walau pada beberapa tulisannya ada beberapa ilmuan politik yang menentang dengan tegas pernyataan tersebut.Reduksionisme ideoogis ditudingkan pada Tracy,Comte,dan Marx.Tracy adalh orang yang pertama mengemukakan istilah ideologi sebagai suatu ilmu untuk menentukan asal mula gagasan,sentio ergo sum(saya merasa,maka saya ada).Agust Comte,seorang ahl matematik dengan positivismenya,penerapan metide empiris dan ilmiah pada setiap lapangan penelitian.Comte percaya bahawa dunia tertata secara rasional,manusia meiliki penalaran yang cukup sehingga mereka menemukan hukum-hukum,manusia cukup berakal untuk kepntingan sendiri dan penalaran memungkinkan manusia menemuaka tujuan-tujuan nyata.Ia menafsirkan perkembangan sejarah terbagi dalam tiga tahap,tahp teologis,tahap metafisika,dan tahap positif atau ilmiah.Spencer menganggap Marxl adalh puncak reduksionisme ideologis,meng mengutarakan bahwa realita tidak mempunyai stuktur selain yang diterakan oleh produktif-praktis manusia.Marx menolak tiga sumber teosentris barat,filsafat yunani,yudaisme,dan Kristen.”bukan kesadaran yang menentukan kehidupan melainkan kuhidupan yang menntukan kesadaran”.Teori komunis bagi marx adalah senjata untuk menghancurkan mayarakat kelas.
Muncul gagasan baru tentang neo positivisme yang dikemukakan oleh mex weber pada permulaaan abad ke-20,yakni bahwa nilai nilai politik harus dipisahkan secara tegas dari riset empiris.Objectivity of Knowledge in Sosial Science and Social Policy.Ada variasi penekanan dan berdasarkan itu dia ingin membagi keilmuan politik dalam empat golongan utama,yakni:
1.secara relativ terbuka bad tidak dogmatis,seperti Weber dan Brecht
2.Kaum Hybristic,dipenuhi oeh kaum behavioritas dan tokoh tokoh perekayasa sosial (social enginers)seperti simon lasswell
3.kelompok Hiperfaktualistis yang bangga menamakan diririnya behavioralis,yang tidak begitu penting dan tak penya kecanggihan intelektual
4.kaum positivis Axiolos seperti Easton,Dwilight Waldo,dsan Cobban yang percay bahwa pertimbagan nilai tidak akan menjadi ilmiah,tetapi disamping itu meyakinkan bahwa tidak hanya merupakan kepantasan tapi juga keharusan bagi fihak ilmuan politik untuk melakukan spekulasi nilai.
Pad tahun 1960 pengaruh positivism menurun.Ragam ilmu gejala phenomenology, dan neorealisme.Sebagian disebabkan oleh radikalisme sosial baru dengan semangat moralistisnya yang kuat,sebagian karena kritik yang kuat pada obyektifitassosial dan netralitas niali terhadap kekurangan dasar ilmiahnyaTeori politik,perubahan dan kontinuitas jga turut mempengaruhi perjalanan perkembangan politik.
Teori Politik, Fisafat politik, dan Idiologi
Di dalam hal ini nilai-nilai penting artinya sehingga tidak boleh di indahkan begitu saja. Tidak jarang pula yang akan tergantung jika kita memperlakukan ilmu politik sebagai suatu bidang terpisah atau hanya sebagai suatu penerapan teori umum tentang lembaga-lembaga sosial.
Arti penting dari nilai sama halnya dengan pentingnya fakta dalam mempelajari filsafat politik. Nilai merupakan tujuan dari setiap teori dan ilmu pengetahuan yang nantinya akan berhubungan dengan sosial, atau dalam hal ini manusia. Untuk itu ilmuwan harus memikirkan pula dengan jalan apa tujuan itu akan bisa dicapai. Hal ini dimungkinkan hanya dengan bantuan sebuah teori sebab akibat yang memang berlaku secara umum yang mempelajari hubungan antar fakta. Tujuan yang berupa nilai tersebut akan tercapai dengan teori karena teori merupakan hasil pemikiran filusuf dan ilmuwan yang berdasarkan fakta.
Begitu penntingnya nilai, kita juga harus berfikir tentang fakta yang merupakan asal mula akan bertumbuhnya sebuah teori. Memang tidak semua fakta yang akan menimbulkan sebuah teori. Fakta-fakta yang berarti harus dipilih, untuk itu sebuah teori sebelum memilih fakta tersebut harus ada meskipun masih berada di alam bawah sadar. Ketika asumsi-asumsi tentang fakta itu muncul dari alam bawah sadar dan menjadi sebuah kesadaran maka akan muncul sebuah teori. Untuk itu fakta dapat diartikan sebagai “kenyataan yang khusus di susun untuk kepentingan teori”. Sangat subjektif dari ilmuwan yang sedang memikirkan arti sebuah fakta untuk sebuah teori.
Karena masyarakat semakin maju dengan pertumbuhan teknologo dan komunikasi orang jelas memerlukan teori politik lebih banyak. Kecuali oada masyarakat promitiv yang hanya bergantung pada kebiasaan ,dan tanpa filsafat praktis yang sistematis.Burke.

Senin, 19 Oktober 2009

Metro TV dan TV One Sebagai Senjata Golkar ?

Pemilihan ketum Golkar kemarin semakin menjelaskan bahwa Golkar memiliki Senjata ampuh untuk memunculkan citranya sebagai salah satu partai kelas kakap. Setiap hari,setiap jam dan setiap waktu beberapa media terus memblow up hal ini. Seakan-akan hali tersebut adalah hal terpenting yang harus orang lain ketahui. Mungkin sebelumnya masyarakat tidak seberapa mengurusi hal ini. Tapi lama kelamaan rasa kebosanan itu muncul.ketika 2 stasiun swasta terus menerus menampilkan prosesi pemilihan ini. Padahal sebagian besar masyarakat tidak membutuhkan hal ini.
Hal inilah yang mungkin tidak disadari orang banyak bahwa kita sedang didoktrin dan di tancapkan dalam benak kita bahwa Golkar itu ada. Dan pada sesi ini, masyarakat tidak bisa memilih berita lain. Dikarenakan kedua media ini bisa dikatakan media berita yang terbaik. Ketika dikaitkan dengan etika komunikasi media massa, ini adalahvcara potitioning partai golkar dalam benak halayak.
Hal ini tidak terlepas dari pemilik kedua stasiun televisi ini. Masing-masing stasiun memiliki tujuan sendiri-sendiri dalam menampilkan siapa-sia[pa yang akan di tampilkan. Kebetulan kedua pemiliknya adalah para calon ketua umum partai berpohon beringin ini. Jelas perang dingin terjai di keduanya. Disatu sisi menampilkan keindahan Surya Paloh,Di satu sisi lain menampilkan kedermawanan Aburizal Bakrie.
Entah semua ini memang untuk memenuhi fungsi media sebagai to inform, atau memang pyur sebagai pedang politik golkar. Jika memang benar hal ini sebagai pedang golkar,sangatlah tajam fungsinya. Bhan takagaimana tidak, selama proses pemilihan tidak henti-hentinya golkar mampang di kedua stasiun tv ini.
Tidak ini saja dampak dari pedang partai ini. Pelantikan Ketua DPRD Purwakarta pun Terhambat oleh Munas Golkar. Bisa kita bayangkan bagaimana kekuatan media dalam mempengarauhi opini publk terhadap pentingnya Munas Golkar.
Dalam kasus ini nampaknya fungsi media sudah diperhatikan. Akan tetapi kedua media ini terlalu hiper active dalam meluapkan berita ini kehalayak umum. Sehingga Nampak kurang memperhatikan Etika Media massa. Karena sehendaknya media harus independen dalam menanggapi kegiatan politik.
Akan tetapi salah satu pemikir yakni John nisbit dalam bukunya “Global Paradox” mengakataka bahwa Media tidak akan pernah lepas dari konfrontasi ekonomi dan politik. Jdi mungkin hal ini adalah salah satu bukti dari teori tersebut. red

Kamis, 15 Oktober 2009

Peperangan Politik Dalam media internet

Peperangan Politik dalam Media Internet
Perbedaan faham dalam berbaagai kepentingan adalah suatu yang wajar. Apalagi ketika perbedaan faham tersebut telah menciptakan blog-blog baru dalam tataran sosial masyarakat. Faham-faham baru yang saling tidak ingin disamakan satu sama lain. Dengan bahu-membahu mengangkat tinggi-tinggi kepentingan golongan. Bagaimana cara mengusung semua hal tersebut ? Jelas dengan cara mencari sebanyak-banyaknya melalui kampanye. Menurut Dan Nimmo (2000), ada tiga jenis kampanye. Yaitu: kampanye massa, kampanye antarpribadi dan kampanye organisasi. Kampanye massa meliputi kampanye tatap muka, menggunakan media elektronik dan cetak sebagai perantara seperti radio, televisi, telepon dan suratkabar. Kampanye antarpribadi menggunakan pribadi yang dekat dengan kandidat atau menjalin hubungan dengan tokoh-tokoh lokal dalam setting yang relatif informal. Sedang kampanye organisasional, dilakukan oleh organisasi yang mendukung kandidat, organisasi yang mempunyai kepentingan khusus, kelompok penyokong dan partai politik.
Di era informasi sekarang ini,konflik perang pendapat tidak hanya terjadi didunia nyata. Di dunia maya (internet) telah lama menjadi lahan perang berbagai macam kepentingan politik. Mulai dari hal-hal yang sepele dalam sekala komunitas,sampai dengan konfrontasi nuklir pun digelar disini. Sebenarnya penggunaan media internet dalam dunia politik telah lama terjadi ketika system internet dikenal didunia. Akan tetapi baru merebak ketika capres Barrac Obama menggunakannya dalam kampanye uniknya.yang menggunakan salah satu jejaring sosial. Dan disinyalir karena gaya kampanye yang baru itu membuat rating Obama meningkat tajam serta menyumbang banyak suara dalam kemenangannya atas John McCain.
Dengan perkembangan masayarakat modern yang semakin gandrung menggunakan media ini,tak heran jika perkembangannya sangatlah pesat. Dan hal inilah yang membuat peluang terjdinya keterbukaan masalah bagi tiap-tiap individu yang ada didalamnya. Individu-individu yang sepaham akan lebih mudah mendapatkan kawan seperjuangannya. Dengan demikian akan lebih mudah membentuk kelompok. Kelompok lain yang dianggap tidak sepihak/sependapat dianggap musuh. Hal ini jelas tanpak dalam Group-group khusus dalam jejaring sosial seperti Facebook,Twitter,Blogger dll.
Kegiatan-kegiatan yang ada didalamnya pun terlihat sederhana,dari mulai membahas apa yang harus dikerjakan,sampai memperolok kelompok-kelompok lain. Meskipun didalam peraturannya dilarang membahas Ras,Agama,atau Golongan, tapi masih bayak ditemukan hal-hal tersebut. Kebiasaan ini seperti biasa saja berlalu,tampa disadari bahwa aka nada sesuatu yang akan tibul dari kegiatan ini.kebencian akan sedikit-demi sedikit menggerogoti kedamaian dunia ini.
Seperti yang terjadi pada salah satu situs perdebatan yang ramai dikunjungi penjelajah internet yang didalamnya banyak perdebatan yang terasa panas ditelinga masing masing pihak.tidak segan kalimat-kalimat teoritis yang diselingi kata-kata kotor meluncur melalui posting yang terkirim didalamnya. Coba saja kunjungi sebuah websait tempat perdebatan masyarakat dunia yakni topix.com. Yang masih panas membahas konfrontasi Malaysia vs Indonesia. Beribu-ribu postingan dari masyarakat kedua Negara yang berdampingan ini saling mencari siapa yang salah dan benar. Seperti yang sudah diullas diatas, mereka tidak hanya saling mendukung masing-masing Negara. Tidak ayal kata-kata kotor yang menjurus pada sara meluncur deras. Seandainya mereka benar-benar bertemu didunia nyata,mungkin peperangan yang sebenarnya (fisik) akan benar-benar terjadi.
Hal ini bisa saja sesuatu pemainan yang sengaja dihembuskan untuk menaikkan rating golongan-golongan tertentu ataupun untuk menyerang secara sporadis lawan bermainnya. Disadari atau tidak,setidaknya system peperangan perpolitikan ala dunia cyber,nampaknya sudah mampu membius para penselancar dunia ini. Akan tetapi,agaknya etika politik didalamnya kurang diperhatikan penuh oleh pelaku peperangan ini. Entah disebabkan oleh masih lemahnya hukum terhadap pelanggar dunia cyber atau kurang fahamnya kita pada apa itu etika berpolitik. Meskipun dalam dunia maya,hendaknya kita memikirkan apa yang kita lakukan dalam kegiatan dunia maya.
Dalam dunia politik, etika sangatlah penting untuk di perhatikan.Perpolitikan yang sopan dan santun akan membawa kemaslahatan yang indah (meskipun tidak ada politik yang bersih). Sedangkan sebaliknya. Dimanapun,apapun bagaimanapun bentuk politik,jika tanpa etika,akan membawa menuju kehancuran.

Peperangan Politik Dalam media internet

Peperangan Politik dalam Media Internet
Perbedaan faham dalam berbaagai kepentingan adalah suatu yang wajar. Apalagi ketika perbedaan faham tersebut telah menciptakan blog-blog baru dalam tataran sosial masyarakat. Faham-faham baru yang saling tidak ingin disamakan satu sama lain. Dengan bahu-membahu mengangkat tinggi-tinggi kepentingan golongan. Bagaimana cara mengusung semua hal tersebut ? Jelas dengan cara mencari sebanyak-banyaknya melalui kampanye. Menurut Dan Nimmo (2000), ada tiga jenis kampanye. Yaitu: kampanye massa, kampanye antarpribadi dan kampanye organisasi. Kampanye massa meliputi kampanye tatap muka, menggunakan media elektronik dan cetak sebagai perantara seperti radio, televisi, telepon dan suratkabar. Kampanye antarpribadi menggunakan pribadi yang dekat dengan kandidat atau menjalin hubungan dengan tokoh-tokoh lokal dalam setting yang relatif informal. Sedang kampanye organisasional, dilakukan oleh organisasi yang mendukung kandidat, organisasi yang mempunyai kepentingan khusus, kelompok penyokong dan partai politik.
Di era informasi sekarang ini,konflik perang pendapat tidak hanya terjadi didunia nyata. Di dunia maya (internet) telah lama menjadi lahan perang berbagai macam kepentingan politik. Mulai dari hal-hal yang sepele dalam sekala komunitas,sampai dengan konfrontasi nuklir pun digelar disini. Sebenarnya penggunaan media internet dalam dunia politik telah lama terjadi ketika system internet dikenal didunia. Akan tetapi baru merebak ketika capres Barrac Obama menggunakannya dalam kampanye uniknya.yang menggunakan salah satu jejaring sosial. Dan disinyalir karena gaya kampanye yang baru itu membuat rating Obama meningkat tajam serta menyumbang banyak suara dalam kemenangannya atas John McCain.
Dengan perkembangan masayarakat modern yang semakin gandrung menggunakan media ini,tak heran jika perkembangannya sangatlah pesat. Dan hal inilah yang membuat peluang terjdinya keterbukaan masalah bagi tiap-tiap individu yang ada didalamnya. Individu-individu yang sepaham akan lebih mudah mendapatkan kawan seperjuangannya. Dengan demikian akan lebih mudah membentuk kelompok. Kelompok lain yang dianggap tidak sepihak/sependapat dianggap musuh. Hal ini jelas tanpak dalam Group-group khusus dalam jejaring sosial seperti Facebook,Twitter,Blogger dll.
Kegiatan-kegiatan yang ada didalamnya pun terlihat sederhana,dari mulai membahas apa yang harus dikerjakan,sampai memperolok kelompok-kelompok lain. Meskipun didalam peraturannya dilarang membahas Ras,Agama,atau Golongan, tapi masih bayak ditemukan hal-hal tersebut. Kebiasaan ini seperti biasa saja berlalu,tampa disadari bahwa aka nada sesuatu yang akan tibul dari kegiatan ini.kebencian akan sedikit-demi sedikit menggerogoti kedamaian dunia ini.
Seperti yang terjadi pada salah satu situs perdebatan yang ramai dikunjungi penjelajah internet yang didalamnya banyak perdebatan yang terasa panas ditelinga masing masing pihak.tidak segan kalimat-kalimat teoritis yang diselingi kata-kata kotor meluncur melalui posting yang terkirim didalamnya. Coba saja kunjungi sebuah websait tempat perdebatan masyarakat dunia yakni topix.com. Yang masih panas membahas konfrontasi Malaysia vs Indonesia. Beribu-ribu postingan dari masyarakat kedua Negara yang berdampingan ini saling mencari siapa yang salah dan benar. Seperti yang sudah diullas diatas, mereka tidak hanya saling mendukung masing-masing Negara. Tidak ayal kata-kata kotor yang menjurus pada sara meluncur deras. Seandainya mereka benar-benar bertemu didunia nyata,mungkin peperangan yang sebenarnya (fisik) akan benar-benar terjadi.
Hal ini bisa saja sesuatu pemainan yang sengaja dihembuskan untuk menaikkan rating golongan-golongan tertentu ataupun untuk menyerang secara sporadis lawan bermainnya. Disadari atau tidak,setidaknya system peperangan perpolitikan ala dunia cyber,nampaknya sudah mampu membius para penselancar dunia ini. Akan tetapi,agaknya etika politik didalamnya kurang diperhatikan penuh oleh pelaku peperangan ini. Entah disebabkan oleh masih lemahnya hukum terhadap pelanggar dunia cyber atau kurang fahamnya kita pada apa itu etika berpolitik. Meskipun dalam dunia maya,hendaknya kita memikirkan apa yang kita lakukan dalam kegiatan dunia maya.
Dalam dunia politik, etika sangatlah penting untuk di perhatikan.Perpolitikan yang sopan dan santun akan membawa kemaslahatan yang indah (meskipun tidak ada politik yang bersih). Sedangkan sebaliknya. Dimanapun,apapun bagaimanapun bentuk politik,jika tanpa etika,akan membawa menuju kehancuran.

Kamis, 08 Oktober 2009

Contoh Proposal Magang kerja

PROPOSAL PRAKTIK KERJA MAGANG
SMK MARDI WACANA
TAHUN 2009

I. NAMA KEGIATAN
Nama kegiatan ini adalah Praktik Kerja/On The Job Training(Magang) SMK MARDI
WACANA Tahun 2009

II. DASAR PEMIKIRAN
Memasuki era globalisasi dan tantangan jaman, ditambah dengan semakin sempitnya
peluang kerja yang disebabkan dengan berubahnya keadaan dunia kerja,yang menuntut
tenaga kerja yang terdidik dan siap pakai dengan menguasai beberapa ketrampilan yang
dibutuhkan oleh tuntutan dunia kerja.
SMK MARDI WACANA berusaha ikut berpartisipasi dalam upaya menyiapkan tenaga
kerja yang trampil sesuai dengan program keahliannya yaitu program keahlian Tata
Niaga, Kompetensi keahlian Pemasaran/penjualan.
Untuk kepentingan tersebut di atas, maka dengan ini SMK MARDI WACANA
bermaksud memberikan bekal nyata kepada para siswa melalui praktik kerja(magang) di
beberapa instansi baik milik pemerintah maupun swasta yang ada selama kurang lebih 4
bulan.

III. TUJUAN
Dengan terlaksananya program Praktik Kerja(Magang) ini diharapkan adanya manfaat
secara timbal balik, bagi semua pihak yang terkait dalam pelaksanaan Praktik Kerja
(Magang)
1. Bagi Instansi:
a. Tugas-tugas staff dapat ikut terbantu
b. Dapat menjalankan fungsi sosial terutama dalam pendidikan dan
pembinaan tenaga kerja
c. Memberikan gambaran nyata bahwa untuk bekerja dibutuhkan
keterampilan tertentu
d. Menunjang tercapainya pembangunan nasional berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945
2. Bagi perserta magang.
a. Memiliki gambaran yang lebih utuh tentang dunia kerja yang
sesungguhnya.
b. Memupuk sikap profesionalisme dan sikap pengabdian sebagai
calon tenaga kerja.
c. Dapat menilai kekurangan-kekurangan yang ada pada diri masingmasing.
d. Dapat mengaplikasikan bekal ketrampilan yang telah dipelajari
e. Terbangunnya kesadaran baru akan tuntutan dunia kerja yang
sesungguhnya
3. Bagi Lembaga.
a. Dapat mensosialisasikan perannya dalam ikutserta mensukseskan
program pemerintah dalam pembinaan dan pengembangan sumber
daya manusia Indonesia seutuhnya
b. Memberikan gambaran secara nyata tentang dunia kerja saat ini
kepada siswa
c. Dapat mengukur keberhasilan belajar peserta didik
d. Tercapainya tujuan pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan
UUD 1945 khususnya dalam program keahlian Tata
Niaga,Kompetensi keahlian Pemasaran.
IV. POLA KEGIATAN
Pola pelaksanaan kegiatan praktik kerja (Magang) siswa SMK MARDI WACANA secara
teknis operasional diserahkan kepada pihak instansi.
V. WAKTU DAN TEMPAT
Waktu : Tanggal 12 Januari sampai 14 Maret 2009
Tempat : Instansi pemerintah, BUMN, dan perusahaan-perusahaan yang menjadikan
wilayah kerja SMK MARDI WACANA
VI. PANITIA
Penangungjawab : Kepala Sekolah
Ketua : Harianto, BA
Sekretaris : Candra Prasetya
Bendahara : D. Sukardi
VII. ANGGARAN
Secara kondisional, apabila terdapat biaya yang timbul dengan adanya Praktik Kerja
(Magang),maka manjadi tanggung jawab antara peserta magang dengan SMK MARDI
WACANA

VIII. FOLLOW UP
Dari kegiatan praktik kerja (Magang) diharapkan:
1. Bagi peserta magang diharapkan dapat membuat laporan tentang praktik kerja
(Magang) yang dijalani secara tertulis.
2. Mengupayakan terjalinnya kerjasama yang baik dan saling menguntungkan antara
pihak SMK MARDI WACANA dengan instansi yang digunakan sebagai tempat
praktik kerja/On The Job Training (Magang) secara berkelanjutan

IX. PENUTUP
Demikianlah proposal ini dibuat untuk menjadi acuan bagi pelaksanaan praktik kerja
(Magang) yang akan datang.
Sumberasri, 7 Januari 2009
Panitia Pelaksana
Ketua Sekretaris



Fathul Qorib
Mengetahui
Kepala Sekolah



Defy Firman Al Hakim S.I.Kom


Contoh Proposal Magang kerja

PROPOSAL PRAKTIK KERJA MAGANG
SMK MARDI WACANA
TAHUN 2009

I. NAMA KEGIATAN
Nama kegiatan ini adalah Praktik Kerja/On The Job Training(Magang) SMK MARDI
WACANA Tahun 2009

II. DASAR PEMIKIRAN
Memasuki era globalisasi dan tantangan jaman, ditambah dengan semakin sempitnya
peluang kerja yang disebabkan dengan berubahnya keadaan dunia kerja,yang menuntut
tenaga kerja yang terdidik dan siap pakai dengan menguasai beberapa ketrampilan yang
dibutuhkan oleh tuntutan dunia kerja.
SMK MARDI WACANA berusaha ikut berpartisipasi dalam upaya menyiapkan tenaga
kerja yang trampil sesuai dengan program keahliannya yaitu program keahlian Tata
Niaga, Kompetensi keahlian Pemasaran/penjualan.
Untuk kepentingan tersebut di atas, maka dengan ini SMK MARDI WACANA
bermaksud memberikan bekal nyata kepada para siswa melalui praktik kerja(magang) di
beberapa instansi baik milik pemerintah maupun swasta yang ada selama kurang lebih 4
bulan.

III. TUJUAN
Dengan terlaksananya program Praktik Kerja(Magang) ini diharapkan adanya manfaat
secara timbal balik, bagi semua pihak yang terkait dalam pelaksanaan Praktik Kerja
(Magang)
1. Bagi Instansi:
a. Tugas-tugas staff dapat ikut terbantu
b. Dapat menjalankan fungsi sosial terutama dalam pendidikan dan
pembinaan tenaga kerja
c. Memberikan gambaran nyata bahwa untuk bekerja dibutuhkan
keterampilan tertentu
d. Menunjang tercapainya pembangunan nasional berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945
2. Bagi perserta magang.
a. Memiliki gambaran yang lebih utuh tentang dunia kerja yang
sesungguhnya.
b. Memupuk sikap profesionalisme dan sikap pengabdian sebagai
calon tenaga kerja.
c. Dapat menilai kekurangan-kekurangan yang ada pada diri masingmasing.
d. Dapat mengaplikasikan bekal ketrampilan yang telah dipelajari
e. Terbangunnya kesadaran baru akan tuntutan dunia kerja yang
sesungguhnya
3. Bagi Lembaga.
a. Dapat mensosialisasikan perannya dalam ikutserta mensukseskan
program pemerintah dalam pembinaan dan pengembangan sumber
daya manusia Indonesia seutuhnya
b. Memberikan gambaran secara nyata tentang dunia kerja saat ini
kepada siswa
c. Dapat mengukur keberhasilan belajar peserta didik
d. Tercapainya tujuan pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan
UUD 1945 khususnya dalam program keahlian Tata
Niaga,Kompetensi keahlian Pemasaran.
IV. POLA KEGIATAN
Pola pelaksanaan kegiatan praktik kerja (Magang) siswa SMK MARDI WACANA secara
teknis operasional diserahkan kepada pihak instansi.
V. WAKTU DAN TEMPAT
Waktu : Tanggal 12 Januari sampai 14 Maret 2009
Tempat : Instansi pemerintah, BUMN, dan perusahaan-perusahaan yang menjadikan
wilayah kerja SMK MARDI WACANA
VI. PANITIA
Penangungjawab : Kepala Sekolah
Ketua : Harianto, BA
Sekretaris : Candra Prasetya
Bendahara : D. Sukardi
VII. ANGGARAN
Secara kondisional, apabila terdapat biaya yang timbul dengan adanya Praktik Kerja
(Magang),maka manjadi tanggung jawab antara peserta magang dengan SMK MARDI
WACANA

VIII. FOLLOW UP
Dari kegiatan praktik kerja (Magang) diharapkan:
1. Bagi peserta magang diharapkan dapat membuat laporan tentang praktik kerja
(Magang) yang dijalani secara tertulis.
2. Mengupayakan terjalinnya kerjasama yang baik dan saling menguntungkan antara
pihak SMK MARDI WACANA dengan instansi yang digunakan sebagai tempat
praktik kerja/On The Job Training (Magang) secara berkelanjutan

IX. PENUTUP
Demikianlah proposal ini dibuat untuk menjadi acuan bagi pelaksanaan praktik kerja
(Magang) yang akan datang.
Sumberasri, 7 Januari 2009
Panitia Pelaksana
Ketua Sekretaris



Fathul Qorib
Mengetahui
Kepala Sekolah



Defy Firman Al Hakim S.I.Kom

Selasa, 06 Oktober 2009

Pengaruh Internet terhadap dunia Politik

Saat ini internet bisa dikatakan sebagai media informasi yang vital dan ‘merakyat’. Internet telah memberikan banyak hal, dalam artian pengaruh positif dan negatif. Sebagai contoh pengaruh positif, khalayak bisa mendapatkan informasi yang tidak hanya sebatas regional, mereka bahkan dapat mencapai informasi yang sifatnya internasional. Pengaruh positif lain salah satunya internet sebagai media komunikasi yang meniadakan jarak jauh.

Dalam kancah politik, internet digunakan sebagai media komunikasi politik dalam bentuk antara lain kampanye partai politik, akses informasi pemilihan umum, dan informasi politik terbaru dari pemerintah Indonesia serta luar negeri. Akan tetapi, kita bisa lihat internet memiliki pengaruh negatif pula. Internet telah menyuburkan konsumerisme. Masyarakat bisa ‘terbius’ iklan atau apapun yang mempunyai sifat diperdagangkan di dunia maya. Selain itu, kualitas moral ikut menjadi hal yang dipandang sebagai dampak negatif internet. Beberapa link situs yang mempunyai sasaran orang dewasa, dapat dengan sangat mudahnya diakses oleh pengguna internet yang usianya belum sesuai.
Internet sebagai bentuk globalisasi sangat mempengaruhi lingkup sosial politik. Salah satu contohnya adalah hilangnya privacy. Informasi yang disajikan di internet terkadang membuat privacy yang sifatnya bukan untuk umum menjadi rahasia umum. Kemudian mengecilnya ruang dan waktu akibat internet telah mengakibatkan hampir tak ada kelompok orang atau bagian dunia yang hidup dalam suatu isolasi yang jelas.Informasi tentang keadaan tempat lain dan tentang situasi orang lain, dapat menciptakan suatu pengetahuan umum yang jauh lebih luas dan aktual. Informasi itu pada gilirannya dapat menimbulkan solidaritas global yang melintasi kelompok etnis, batas teritorial negara atau berbagai kelompok agama. Sebaliknya, informasi yang cepat ini semakin memudahkan pula sekelompok orang atau orang perorangan di suatu tempat untuk merancang kejahatan bagi kelompok atau orang perorangan lain yang berada sangat jauh.
Dalam bidang politik, batas-batas teritorial suatu negara menjadi tidak relevan. Batas negara tidak menjadi batas dari aliran informasi, karena seseorang di negara tertentu dapat berhubungan langsung dengan orang lain di negara yang berbeda tanpa dapat dihalangi oleh siapapun. Di Indonesia, pengaruh internet juga tampak pada masa Orde Baru. Dimana internet digunakan sebagai media untuk menyuarakan aspirasi rakyat.
Suatu gejala yang amat dahsyat pengaruhnya adalah bahwa dalam internet atau dalam cyberspace, semua kategori dalam suatu social space menjadi tidak relevan. Diferensiasi sosial yang ada dalam masyarakat berdasarkan usia, jenis kelamin, agama, status sosial, tingkat pendidikan, besarnya pendapatan, pengalaman kerja atau tinggi-rendahnya reputasi diterobos tanpa kaidah yang jelas dalam cyberspace. Sebagai contoh, siapa saja dapat mengirim informasinya ke dalam cyberspace untuk diterima atau ditolak oleh orang lain bahkan mungkin juga terjadi dialog di dalamnya tanpa memandang reputasi, usia, dan lain-lain. Sesuatu yang sulit terjadi di dalam media massa manapun.
Internet yang disalahgunakan menciptakan sebuah fenomena sosial baru. Cybercrime, kejahatan atau kriminalitas di internet. Cybercrime dapat dilakukan tanpa mengenal batas teritorial dan tidak memerlukan interaksi langsung antara pelaku dengan korban kejahatan. Bisa dipastikan dengan sifat global internet, semua negara yang melakukan kegiatan internet hampir pasti akan terkena imbas dari perkembangan cybercrime ini. Individu atau kelompok yang melakukan cybercrime populer dengan sebutan cracker dan hacker. Cybercrime bahkan mampu mencapai ranah politik. Salah satu contohnya adalah sistem jaringan Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada tahun 2004 yang disusupi oleh para hacker.

SEJARAH TERCIPTANYA INTERNET

Internet atau kepanjangannya dari Interconnected Network adalah sebuah sistem komunikasi global yang menghubungkan komputer-komputer dan jaringan-jaringan komputer di seluruh dunia, dimana di dalamnya terdapat berbagai sumber daya informasi dari mulai yang statis hingga yang dinamis dan interaktif.

Sejarah kemunculan dan perkembangan Internet dimulai pada :

Tahun 1962

Departemen Pertahanan Amerika, U.S. Defense Advanced Research Projects Agency(DARPA) memutuskan untuk mengadakan riset tentang bagaimana caranya menghubungkan sejumlah komputer sehingga membentuk jaringan organik. Program riset ini dikenal dengan nama ARPANET, yang tak lain untuk menghindari pemusatan informasi di satu titik yang dipandang rawan untuk dihancurkan apabila terjadi peperangan. Dengan cara ini diharapkan apabila satu bagian dari jaringan terputus, maka jalur yang melalui jaringan tersebut dapat secara otomatis dipindahkan ke saluran lainnya.

Tahun 1970

Sudah lebih dari 10 komputer yang berhasil dihubungkan satu sama lain sehingga mereka bisa saling berkomunikasi dan membentuk sebuah jaringan.

Tahun 1972

Roy Tomlinson berhasil menyempurnakan program e-mail yang ia ciptakan setahun yang lalu untuk ARPANET. Program e-mail ini begitu mudah sehingga langsung menjadi populer. Pada tahun yang sama, icon @juga diperkenalkan sebagai lambing penting yang menunjukkan “at” atau “pada”.

Tahun 1973

Jaringan komputer ARPANET mulai dikembangkan ke luar Amerika Serikat. Komputer University College di London merupakan komputer pertama yang ada di luar Amerika yang menjadi anggota jaringan Arpanet. Pada tahun yang sama, dua orang ahli komputer yakni Vinton Cerf dan Bob Kahn mempresentasikan sebuah gagasan yang lebih besar, yang menjadi cikal bakal pemikiran internet. Ide ini dipresentasikan untuk pertama kalinya di Universitas Sussex.

Tahun 1976

Tepatnya tanggal 26 Maret 1976, merupakan hari bersejarah, ketika Ratu Inggris berhasil mengirimkan e-mail dari Royal Signals and Radar Establishment di Malvern. Setahun kemudian, sudah lebih dari 100 komputer yang bergabung di ARPANET membentuk sebuah jaringan atau network.

Tahun 1979

Tom Truscott, Jim Ellis dan Steve Bellovin, menciptakan newsgroups pertama yang diberi nama USENET.

Tahun 1981

France Telecom menciptakan gebrakan dengan meluncurkan telpon televisi pertama, dimana orang bisa saling menelpon sambil berhubungan dengan video link.

Tahun 1982

Karena komputer yang membentuk jaringan semakin hari semakin banyak, maka dibutuhkan sebuah protokol resmi yang diakui oleh semua jaringan. Pada tahun ini dibentuk Transmission Control Protocol atau TCP dan Internet Protokol atau IP yang kita kenal semua. Sementara itu di Eropa muncul jaringan komputer tandingan yang dikenal dengan Eunet, yang menyediakan jasa jaringan komputer di negara-negara Belanda, Inggris, Denmark dan Swedia. Jaringan Eunet menyediakan jasa e-mail dan newsgroup USENET.

Tahun 1984

Untuk menyeragamkan alamat di jaringan komputer yang ada, maka di tahun ini diperkenalkan sistem nama domain, yang kini kita kenal dengan DNS atau Domain Name System. Komputer yang tersambung dengan jaringan yang ada sudah melebihi 1000 komputer lebih. Pada 1987 jumlah komputer yang tersambung ke jaringan melonjak 10 kali lipat manjadi 10.000 lebih.

Tahun 1988

Jarko Oikarinen dari Finland menemukan dan sekaligus memperkenalkan IRC atau Internet Relay Chat. Setahun kemudian, jumlah komputer yang saling berhubungan kembali melonjak 10 kali lipat dalam setahun. Tak kurang dari 100.000 komputer kini membentuk sebuah jaringan.

Tahun 1990

Merupakan tahun yang paling bersejarah, ketika Tim Berners Lee menemukan program editor dan browser yang bisa menjelajah antara satu komputer dengan komputer yang lainnya, yang membentuk jaringan itu. Program inilah yang disebut www, atau Worl Wide Web.

Tahun 1992

Komputer yang saling tersambung membentuk jaringan sudah melampaui sejuta komputer, dan di tahun yang sama muncul istilah surfing the internet.

Tahun 1994

Situs internet telah tumbuh menjadi 3000 alamat halaman, dan untuk pertama kalinya virtual-shopping atau e-retail muncul di internet. Dunia langsung berubah. Di tahun yang sama Yahoo! didirikan, yang juga sekaligus kelahiran Netscape Navigator 1.0.

Sedangkan Sejarah Internet sendiri di Indonesia bermula pada awal tahun 1990-an, saat itu jaringan internet di Indonesia lebih dikenal sebagai paguyuban network, dimana semangat kerjasama, kekeluargaan & gotong royong sangat hangat dan terasa diantara para pelakunya. Agak berbeda dengan suasana Internet Indonesia pada perkembangannya yang terasa lebih komersial dan individual di sebagian aktifitasnya terutama yang melibatkan perdagangan Internet. Dan baru bisa menikmati layanan Internet komersial pada sekitar tahun 1994.

Selasa, 25 Agustus 2009

Jalan Lagi

jam sudah menunjukkan 22.30 WIB.
wktuya undur diri dari percakapan yang berkualitas panas...
jarak surabaya madura yang cukup jauh,membelokkan pikiran ini kerumah.sekalian pulang untuk mengisi perbekalan di pulau Ilmu hidupku.

"Ayo lah gung,anterin aku k mbungur."Tanyaku.
"Jauh apa enggak?"tanya baliknya.
"Cuman deketnya CITO koq."jawabku.
Sudah nyampe dipertigaan Menur,Q salami tangan sahabat gendutq ini.
"Ati-ati ya dijalan..."sahutku..
"iya."
seketika dia menggeber motor Tunder birunya ,Sumber Kencono langsung menyambutku.
wess....


Tidak terasa Q mendapatkan tempat duduk yang sangat nyaman untuk ukuran harga ekonomi.
Kenyamanan malam intu berlanjut pada ketidak sadaran diri inipada lamunan mimpi.
"Mojokerto terakhir....terakhir...."Suara Kernet menghentak mimpi itu lagi.Mimpi yang berulang kali aku alami.Mimpi yang indah tapi tidak ingin ku alami.Ketika belahan jiwa ini meminta untuk mendmpinginya untuk akad yang sakral guna menggantikan orang tuanya yang berhalangan hadir.

Sudahlah,Langsung saja bergegas mencari pintu keluar.Sesampaianya turun,langsung terbesit kejanggalan.
"Oh tidak....Aku ketiduran lagi..."
Ini tidak seperti biasa,disebabkan mimpi tadi aku harus jalan 6X lipat dari biasanya.
tidak tanggung-tanggung,jarak 20 km harus aku tempuh malam ini.Dengan berjalan kaki tentunya.
"Ah..cuman segini.hati ini mencoba menghibur diri."
Menyusuri jalan dimalam hari yang sepi sudah biasa ku lakukan.


>> continued

Kamis, 23 Juli 2009

SEJARAH PERFILMAN INDONESIA


1990-1930

Bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak melupakan pahlawan-pahlawannya.Tak terkecuali mengenai perjalanan perfilman indonesia.
TAHUN 1900 mulai hadirnya pertunjukan film (bioskop) di Batavia, melalui peristiwa Pertoenjoekan Besar yang Pertama, di Manege, Tanah Abang, Kebonjae. Peristiwa itu terpaut lima tahun setelah Robert Paul dari Inggris dan Lumiere Bersaudara dari Prancis mendemonstrasikan proyektor temuannya, menandai dimulainya sejarah sinematografi atau seni gambar bergerak atau film.

Pada awal kehadiran film di Indonesia, hanya kaum Eropa bisa menyaksikan. Menjelang 1920-an, kaum pribumi punya kesempatan menonton film, setelah ada kebijakan kelas penonton, yakni untuk kaum Eropa, untuk kaum Cina, ,dan untuk kaum Pribumi serta Slam atau kaum Islam. Pemisahan kelas itu menyangkut lokasi pertunjukan, pelayanan atau kualitas proyektor, dan harga tiket tanda masuk.

Hingga tahun 1920-an perfilman di Indonesia hanya milik kaum Eropa, berupa film-film impor dari Prancis dan Amerika, meliputi film dokumenter dan film cerita yang semuanya bisu. Pembuatan film pun hanya dilakukan orang-orang Belanda atau orang Eropa lainnya, berupa film dokumentasi tentang alam dan kehidupan Indonesia, atas pesanan pemerintahan Hindia Belanda. Yang disebut pembuat film waktu itu adalah orang yang mengoperasikan kamera dan pekerjaan teknis lainnya.

Masa itu lahir film Onze Oost atau Timur Milik Kita yang dibuat tahun 1919, dibiayai Kolonial Institute atau Lembaga Kolonial.

Tahun 1924 muncul polemik di koran-koran, mengenai perlunya Hindia Belanda membuat film sekaligus menjadi obyek pembuatan film, sebagai proyek Film untuk kaum Bumiputera..

Tahun 1926 atas inisiatif L Heuveeldorf dan Krugers dengan dukungan Bupati Bandung Wiranatakusumah V, dibuat film cerita berjudul Loetoeng Kasaroeng, mengangkat cerita legenda Jawa Barat, dengan seorang gadis pribumi sebagai pemain. Gadis ini berasal dari keluarga sang Bupati.

1930 – 1940

Mulai tahun 1930 perfilman di Indonesia berkembang dalam paham industri. Membuat film juga berarti mencari keuntungan finansial. Selain L Heuveeldorf dan Krugers, ada F Carli, keturunan Italia kelahiran Bandung. Muncul kemudian orang-orang Cina, yakni Wong Bersaudara yang terdiri Nelson Wong, Joshua Wong, Othniel Wong. Orang Cina lainnya yang terjun ke film adalah The Teng Chun. Mereka bisa disebut orang Timur pertama yang membuat film di Indonesia.

Masa-masa ini mulai lahir film bicara atau tidak bisu. Dari Krugers berjudul Atma de Visher tahun 1931, dari The Teng Chun lahir Bunga Roos dari Tjikembang tahun 1931, dari Wong Bersaudara lahir Njai Dasima tahun 1932. Masa ini juga ditandai banyaknya film-film Tiongkok dibuat sebagai Film Indonesia.

Dalam semangat industri pula, dua kekuatan non-pribumi, Krugers dan Wong Bersaudara, melakukan kerjasama produksi tahun 1937 melahirkan film Terang Boelan dengan sutradara Albert Ballink. Tercatat kemudian film Terang Boelan menjadi tren film laris yang disukai masyarakat. Masa-masa inilah kaum pribumi mulai terlibat dalam politik perfilman. Seorang d wartawan bernama Saerun menjadi penasehat di perusahaan Wong Bersaudara.

Wartawan Saerun memunculkan gagasan, agar film-film yang diproduksi memanfaatkan seni tonil atau sandiwara, yang kala itu mewarnai khasanah seni pertunjukan di Indonesia. Maka artis-artis Dardanella, kelompok tonil paling terkenal masa itu, pimpinan Andjar Asmara yang juga wartawan, diajak main film. Mulailah lahir artis-artis pribumi, antara lain Rukiah dan Raden Muchtar.. Semakin banyak pula kaum pribumi menjadi pekerja film atau kru.

Tahun 1934 para pelaku industri film membentuk organisasi Gabungan Bioskop Hindia atau Nederlandsch Indiche Bioscoopbond, menyusul adanya organisasi Gabungan Importir Film atau Bond van Film Importeurs. Pengurus dan anggota awalnya adalah orang-orang non-pribumi.. Pemerintah Hindia Belanda tidak menghiraukan.. Namun ketika dalam organisasi itu masuk orang-orang pribumi yang memunculkan wacana ‘nasionalisme’, pemerintah Hindia Belanda mencurigai sebagai wadah yang mengusung ideologi gerakan untuk merdeka.. Pemerintahan Hindia Belanda mulai melakukan pengawasan ketat kepada perkembangan perfilman.

Masa ini, selain nama Saerun dan Andjar Asmara, mulai mencuat nama Usmar Ismail, sebagai seorang aktivis perfilman. Pemerintah Hindia Be¬landa kemudian membentuk Film Commissie, semacam Badan Sensor Film.. Dasar hukumnya Film Ordonantie buatan Pemerintah Belanda.
1940 – 1950
Tahun 1940-an menjadi masa produktif film di Indonesia. Adanya sensor film tidak membuat kreativitas dan industri film surut, malah sebaliknya. Tahun 1940 produksi 13 judul, tahun 1941 menjadi 32 judul.. Masa ini bisa disebut masa keemasan pertama film Indonesia, meskipun Film Indonesia sendiri sebenarnya belum lahir. Keemasan justru dicapai di masa ketegangan menjelang Perang Dunia II, saat Jepang menjarah kemana-mana.

Bersamaan dengan panasnya gerakan politik nasionalisme, perfilman pun sarat dengan nuansa politik. Pers dan kalangan terpelajar menuntut film berkualitas, untuk perjuangan, sementara para seniman atau artis dituntut punya tanggungjawab melalui karyanya kepada rakyat. Para wartawan dan sineas menggagas perlunya Klub Kritisi, dengan anggota Wartawan Indonesia, Tionghoa, dan Belanda.

Wacana ini memusingkan pelaku industri film, terutama kalangan Cina, karena merekalah yang banyak membuat film ‘asal menghibur’, mengacu pada sukses Terang Boelan.

Ada respon politik dari kalangan orang film dalam menanggapi wacana tersebut, yakni lahirnya organisasi bernama SARI atau Sjarikat Artist Indonesia pada 28 Juli 1940, di Prinsen Park atau Lokasari Jakarta, dihadiri 58 aktivis film. Pencetusnya adalah Saerun dan Moehammad Sin, wartawan pengasuh ruang film Majalah Pembangoenan.

Tatkala 8 Maret 1942 Belanda menyerah pada Jepang, politik perfilman Indonesia mengalami perubahan besar-besaran. Pemerintahan Militer Jepang menjadikan film sebagai media propaganda politik Asia Timur Raya.. Yang pertama dilakukan, menutup semua perusahaan film yang ada, termasuk JIF milik The Teng Chun, serta Tan’s Film milik Wong Bersaudara. Semua peralatan film disita. Studio film diduduki tentara, sekarang tempat itu menjadi PFN.

Kemudian Pemerintah Militer Jepang mendirikan perusahaan film bernama Jawa Eigha Kosha pada September 1942, berubah menjadi Jepang Nippon Eiga Sha pada April 1943. Perusahaan ini gencar memproduksi film-film propaganda.

Orang-orang film berantakan.. Wong Bersaudara beralih profesi menjadi penjual kecap dan limun. The Teng Chun memimpin sandiwara Djantoeng Hati. Para artis kembali ke media tonil atau sandiwara. Naskah dan tampilan harus disensor oleh Sindenbu atau Badan Propaganda. Badan ini juga membentuk organisasi pengedar film bernama Eiga Haikyusha, organisasi sandiwara bernama Jawa Engeki Kyokai, dan Pusat Kebudayaan bernama Keimin Bunka Shidoso.

Dari sedikit film yang lahir masa ini adalah Berdjoeang dan Ke Seberang karya sutradara Rd Arifien, Di Desa dan Di Menara karya sutradara Rustam Sutan Palindih, film Hoedjan karya sutradara Inu Perbatasari. Para pembuat film ini adalah orang-orang pribumi yang duduk di kursi kekuasaan dalam Pemerintahan Militer Jepang.

Suasana politik seperti itu justru meningkatkan kesadaran kaum pribumi dalam melihat film bukan semata produk industri dan hiburan, melainkan juga sebagai media perjuangan.. Tokoh pergerakan seperti Dr Adnan K Gani pun ikut main.. Tapi karena produksi film makin surut, kegiatan para aktivis lebih banyak ke diskusi dan strategi politik.. Usmar Ismail, Djajus Siagian, D Djajakusuma, menghidupkan klub diskusi film, lalu merintis sekolah film di Yogya. Namun baru beberapa bulan ditutup Pemerintah Militer Jepang.

Masa-masa ini Usmar Ismail membuat sajak berjudul Tjitra, lalu Cornel Simanjuntak membuatkan lagunya. Sajak dan lagu Tjitra lolos untuk dimuat di majalah Djawa Baroe pada Desember 1943. Tahun 1946 sajak dan lagu Tjitra difilmkan oleh Usmar Ismail.

Iklim politik berubah tatkala Jepang mulai terdesak di sana-sini, sampai masa revolusi yang melahirkan negara bernama Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945. Hanya dalam hitungan hari, berbagai gerakan yang diprakarsai seniman bermunculan, bukan hanya di Jawa tapi juga di Sumatera. Kebanyakan lewat kelompok sandiwara.. Usmar Ismail, Cornel Simanjuntak, Djajakusumah, Soerjosumanto, dan lain-lain, mendirikan perkumpulan Seniman Merdeka. Mereka menguasai Pusat Kebudayaan, berkeliling memberi penerangan pada rakyat, ikut di medan perang. Di Sumatera Barat Sjamsoedin Syafei menggerakkan kelompok Ratu Asia.. Studio film Jepang Nippon Eigha Sha direbut dengan kekerasan oleh kelompok pribumi di bawah pimpinan RM Soetarto. Lahir kemudian Berita Film Indonesia atau BFI.

Di Yogyakarta pada tahun 1946 dirintis sekolah film Cine Drama Institute atau CDI, antara lain oleh Djamaluddin Malik dan Mr Soedjarwo. Lalu muncul sekolah film KDA dirintis Huyung, Sri Murtono, Trisno Soemardjo, Kusbini, dan lain-lain. Mereka juga mendirikan Stichting Hiburan Mataram, yang pada tahun 1950 melahirkan film Antara Bumi dan Langit. Waktu itu Yogya adalah pusat pemerintahan darurat.

Saat kembali ke Jakarta setelah mengungsi di Yogyakarta dari 1946, sebagai wartawan yang ikut meliput Perjanjian Renville, Usmar Ismail ditangkap pihak Belanda. Dia bebas tahun 1949.
1950 – 1960
Keluar dari tahanan, Usmar Ismail membentuk Perusahaan Film Nasional Indonesia atau PERFINI). Bersama Djamaluddin Malik membentuk Perseroan Artis Film Indonesia atau PERSARI. Dari sinilah lahir film The Long March atau Darah dan Doa yang syuting pertamanya pada 30 Maret 1950. Peristiwa ini dijadikan Hari Film Indonesia atau hari kelahiran Film Indonesia.

Masa-masa berikutnya Perfilman Nasional tumbuh dalam semangat idealistik. Film merangkum perjuangan jati diri bangsa, pencerdasan masyarakat, dan nasionalisme industry. Sistem dan infrastruktur mulai tersusun.. Tapi di lapangan, film yang lahir justru film-film berkualitas rendah.

Para produser Cina yang bangkit dari ketertindasan, ramai-ramai membuat film ‘asal menghibur dan laku’. Mereka juga mendatangkan film-film dari Filipina, Malaysia, dan India, yang kemudian menguasai bioskop. Dr Huyung atau Enatsu Heitaro, mulai meneriakkan perlunya Undang-undang Perfilman. Saat itu organ pemerintah yang berkaitan dengan film hanya Badan Sensor Film. Masyarakat dan pers mulai jengkel karena dominannya film murahan, sementara film-film berkualitas tidak kebagian tempat.

Suasana itulah yang mendorong Djamaluddin Malik dan Usmar Ismail tahun 1954 membentuk organisasi Gabungan Producers Film Indonesia, kemudian menjadi Perserikatan Producers Film Indonesia, belakangan menjadi Persatuan Perusahaan Film Indonesia atau PPFI. Tahun 1955 pertamakalinya ada Festival Film Indonesia. Hasilnya menuai kontroversi, karena Film Terbaik jatuh pada Lewat Djam Malam karya Usmar Ismail, tetapi Sutradara Terbaik adalah Lilik Soedjio lewat film Tarmina. S edangkan Aktor dan Aktris Terbaik masing-masing dua orang dari kedua film itu. Mereka adalah An Alcaff dan Abd Hadi, serta Dhalia dan FifiYoung.

Tahun 1956 para wartawan film mendirikan Persatuan Pers Film Indonesia atau PERFEPI. Sementara itu Soerjosoemanto merintis berdirinya Persatuan Artis Film Indonesia atau PARFI. Melalui organisasi-organisasi perfilman ini, dilakukan aksi melawan dominasi film impor dari Filipina, Malaysia, dan India.. PPFI melakukan aksi tutup studio.. Kalangan komunis menuding, Usmar Ismail dan Djamaluddin Malik yang tokoh politik dan pengurus NU, salah bertindak, karena menurut kalangan komunis, penyebab merosotnya film Indonesia adalah produk-produk Hollywood.

Terjadi pertentangan tajam antara orang film yang dilatarbelakangi politik, antara komunis dan non-komunis. Ini yang membuat FFI gagal terselenggara tahun 1957, 1958, dan 1959. Apalagi Djamaluddin Malik dikenai tahanan rumah dalam kasus politik. Namun begitu bebas, tahun 1960, dia membuat FFI yang ke-2. Pemenangnya film Turang berikut sutradaranya Bachtiar Siagian, yang justru berhaluan komunis. Tapi di ajang Festival Asia Tokyo, film Turang gagal mendapat penghargaan, sementara artis Suzanna yang membintangi film Asrama Dara karya Usmar Ismail, meraih penghargaan sebagai Aktris Cilik Terbaik.

1960 – 1970

Era 1960 sampai 1966 adalah masa ketika pergulatan politik ikut mewarnai gerakan kesenian dan kebudayaan, termasuk perfilman nasional.. Setelah ikut membuat film-film ‘asal laku’, di antaranya gaya India berjudul Tiga Dara, Perfini melahirkan film Pedjoeang yang mengantarkan Bambang Hermanto menjadi Aktor Terbaik Festival Moskow tahun 1961. Tahun 1962 Djamaluddin Malik dan Usmar Ismail bekerjasama dengan produser Filipina, membuat Holiday in Bali, yang merupakan film berwarna pertama. Dilanjutkan kerjasama dengan Singapura membuat film Bajangan di Waktoe Fadjar. Situasi politik yang panas tak banyak mendorong perkembangan perfilman nasional.

Secara politik pemerintah merangkul perfilman, dengan dibentuknya Direktorat Film – Departemen Penerangan. Pejabatnya Drs Syuman Djaja , lulusan Akademi Sinematografi Moskow tahun 1965.. Selanjutnya dibentuk Dewan Produksi Film Nasional atau DPFN yang menghasilkan sejumlah film percontohan. Film tersebut antara lain Apa Jang Kau Tjari Paloepi karya Asrul Sani, yang pada tahun 1970 menjadi Film Terbaik Festival Film Asia. Pertamakalinya film Indonesia mendapat penghargaan di ajang festival internasional.
Tahun 1967 Syuman Djaya sebagai pejabat pemerintah yang sekaligus pekerja film, mendorong terselenggaranya Pekan Apresiasi Film. Ini yang kemudian dianggap sebagai FFI ke-3. Tidak ada Film Terbaik. Sedangkan Sutradara Terbaik adalah Misbach Yusa Biran lewat film Di Balik Cahaya Gemerlapan.

1970 – 1980

Tahun 1970 kalangan wartawan melalui PWI Jaya Seksi Film, dipelopori Rosihan Anwar, Harmoko, Zulharman, membuat festival bertajuk Pemilihan Best Actor, Actress. Pada tahun ketiga penyelenggaraan, yakni 1973, bertubrukan dengan FFI yang digelar oleh Yayasan Film Indonesia atau YFI, dengan pelopornya Turino Djunaedi.
Dua versi festival ini berlangsung sampai 1975., Pemerintah akhirnya memaksa versi PWI Jaya Seksi Film diintegrasikan dengan FFI. PWI Seksi Film pun masuk dalam YFI sebagai penyelenggara FFI yang didukung resmi pemerintah melalui Departemen Penerangan. Setelah itu FFI berlangsung rutin, dengan ketua penyelenggara bergantian, berasal dari wakil-wakil organisasi perfilman.

Dekade 1970 aampai 1980 merupakan masa terbangunnya pondasi apresiasi yang penuh semangat dari masyarakat, menuju tertatanya infrastruktur perfilman nasional berikut regulasinya. Masa-masa ini Perfilman Indonesia mencapai puncak kejayaannya, dengan produksi mencapai 100 sampai 120 judul pertahunnya. Organisasi-organisasi perfilman bergiat aktif, dengan mendapat dukungan dan fasilitasi dari pemerintah. Ini merupakan hasil rintisan dari Menteri Penerangan Ali Murtopo yang dilanjutkan oleh Menteri Penerangan Harmoko.
Sistem politik Orde Baru dari satu sisi memberikan peluang bagi film Indonesia untuk tumbuh dan berkembang dan baik, namun dari sisi lain menggiring perfilman berada dalam posisi berkooptasi dengan kekuasaan. Hal ini mengurangi bobot kemandirian perfilman itu sendiri, sehingga ketika politik bergejolak, maka perfilman Indonesia juga bergejolak seperti mengulang era 1960-an.

1980 – 1990

Tahun 1981 dibentuk Dewan Film Nasional atau DFN. Setahun berikutnya, tahun 1982, FFI diambil penyelenggaraannya, dari YFI oleh Dewan Film Nasional di bawah Departemen Penerangan. Tahun 1985 FFI ricuh oleh isu korupsi. Tahun 1987 Dewan Film Nasional dan Departamen Penerangan membentuk Panitia Tetap FFI untuk masa kerja 5 tahun.
Sampai tahun 1992 masa kerja Pantap FFI habis. FFI 1992 pun menjadi FFI terakhir sampai 12 tahun kemudian.

Pada tahun berhentinya FFI itulah, lahir dan disahkan Undang-undang No 8 tahun 1992 tentang Perfilman.
Lahirnya Undang-undang Perfilman, melibatkan berbagai unsur dalam masyarakat, serta melalui rintisan yang panjang, dengan semangat memberikan perlindungan pada perfilman nasional.. Melalui Undang-undang Perfilman ini, Pemerintah berkewajiban melakukan pembinaan sekaligus perlindungan pada film Indonesia, di mana saat itu dominasi film-film impor semakin merajalela, kebijakan open air policy melahirkan sejumlah televisi swasta yang memperlakukan film dengan kecenderungan mematikan produksi lokal. Undang-undang inilah yang kemudian menggubah Badan Sensor Film menjadi Lembaga Sensor Film dan Dewan Film menjadi Badan Pertimbangan Perfilman Nasional (BP2N).

Selain pembentukan institusi perfilman yang sepenuhnya berada di bawah pemerintah, selama satu dekade berikutnya, hingga tahun 2000, pelaksanaan Undang-Undang Perfilman terasa mandul. Dominasi sistem kapitalistik yang mewarnai perfilman dan televisi, memperosokkan film Indonesia ke fenomena film-film bertema seks dan mistik yang berkualitas rendah. Setelah film-film jenis itu bertahan beberapa tahun, Indonesia akhirnya memasuki apa yang disebut mati suri perfilman nasional, ditandai dengan bangkrutnya bioskop-bioskop di berbagai daerah, serta surutnya secara drastis produksi film nasional. Bantuan pemerintah berupa penggandaan copy film malah hanya memperbanyak film-film bertema seks tersebut dan tidak berpengaruh pada produksi film Indonesia maupun apresiasi masyarakat terhadap film Indonesia.
Upaya-upaya menggerakkan film nasional dilakukan lagi, dengan adanya fasilitasi-fasilitasi dari unsur pemerintah untuk membuat film berkualitas.. Muncul antara lain film Cemeng 2005, Bulan Tertusuk Ilalang, Fatahillah, hingga Daun Di Atas Bantal. Namun upaya ini tidak membuahkan hasil yang diharapkan. Lewat fasilitasi pemerintah pula, masa ini tampil generasi sutradara Garin Nugroho yang melanjutkan mata rantai perjalanan perfilman nasional dengan film-film yang diterima di festival-festival film internasiona, meskipun sulit diterima masyarakat Indonesia sendiri.

Masa suram perfilman nasional mencapai puncaknya tatkala iklim politik bergejolak menjelang tahun 2000. Era Orde Baru tumbang dalam sebuah gerakan reformasi. Organisasi-organisasi perfilman yang menjadi tiang penyangga perfilman nasional ikut lumpuh. Departemen Penerangan yang menjadi naungan perfilman nasional dibubarkan di era pemerintahan Presiden Abdurachman Wahid. Perfilman Nasional sudah mati suri, lalu kehilangan induk.
Organisasi-organisasi Perfilman masih bertahan namun dalam kondisi sempoyongan. Organisasi-organisasi film ini adalah PPFI, KFT, PARFI, SENAKKI, GPBSI, GASFI, PWI Jaya Seksi Film, Perfiki. Pada era ini sempat muncul organisasi perfilman lain seperti GAN (Gabungan Artis Nusantara), Parsi (Persatuan Artis Sinetron Indonesia), dan sejumlah organisasi baru, namun aktivitasnya tidak banyak berarti.

2000 – 2008

Dekade setelah tahun 2000 adalah masa bergeraknya kembali perfilman nasional.. Dimulai dengan munculnya film Petualangan Sherina yang yang disambut antusias oleh masyarakat. Sebuah generasi baru perfilman nasional tampil, antara lain Mira Lesmana yang membuat Petualangan Sherina , kemudian melahirkan film Ada Apa dengan Cinta. Dia bekerjasama dengan sutradara Riri Riza, serta Rudy Soedjarwo. Tampil pula produser Nia DiNata, yang membuat film Ca Bau Kan. Selanjutnya disusul tampilnya sineas-sineas muda, kebanyakan berasal dari keluarga mapan, yang terjun ke film secara instan, bersandar pada kekuatan modal. Berbeda dengan era sebelumnya di mana kebanyakan sineas berlatarbelakang seniman dengan proses kreatif, pada era ini kebanyakan sineas berlatarbekang hobi, meskipun di antaranya juga berlatarbelakang pendidikan film.

Indonesia memasuki era baru, ditandai dengan pergerakan kembali produksi film nasional, antara lain didukung dengan teknologi digital yang kemudian ditransfer ke seleloid. Para pelaku industri perfilman era sebelumnya ikut bergerak, antara lain dengan munculnya film Kafir, Joshua, Petualangan Seratus Jam, Eiffel I’m in Love, bersama-sama dengan pelaku industri pendatang baru, yang melahirkan film-film seperti Djelangkung, Cinta 24 Karat, Biarkan Bintang Menari, dan seterusnya. Era digital juga menumbuhkan komunitas pembuat film-film independen di berbagai daerah. Masa-masa ini menjadi era kebebasan berkreasi dalam perfilman, namun masa di mana industry perfilman tidak memiliki pijakan atau sebuah sistem yang mendukung.

Bioskop-bioskop sudah banyak yang bangkrut, dari yang semula sekitar 4000 layar sekarang tinggal sekitar 400 layar. Itu pun didominasi oleh jaringan Cineplex 21 yang kemudian mekar dengan Cinema XXI. Muncul kemudian jaringan bioskop Blitz di Bandung dan Jakarta, namun tak banyak berpengaruh pada film Indonesia. Blitz hadir semata-mata untuk kepentingan bisnis hiburan. Bioskop-bioskop di luar jaringan Cineplex-21 dan Cinema XXI kebanyakan adalah bioskop-bioskop kelas bawah, sekadar bertahan, lantaran kesulitan mendapatkan suplay film.
Produksi film Indonesia memang terus meningkat, tahun 2008 ini diperkirakan akan mencapai 70 sampai 80 judul. Namun fasilitas untuk penayangannya justru terasa tidak memadai. Pasar film Indonesia hanya di Jakarta dan beberapa kota besar, tanpa ada alternatif lain, kecuali pasar dalam bentuk penayangan di televisi dan peredaran untuk home intertainment (VCD/DVD) . Selain bioskop-bioskop terlanjur telah banyak yang bangkrut, masa ini juga tidak adanynya lagi jaringan peredaran dan pemasaran seperti 1970-an, di mana ada Perfin (Pusat Peredaran Film) yang mengatur masalah peredaran. Juga tidak seperti masa itu, di mana dengan banyak bioskop di berbagai daerah, memunculkan distributor-distributor untuk sejumlah kawasan edar, sehingga film tidak hanya bertumpu pada jaringan bioskop tertentu. Sekarang ini peredaran, pendistribusian, dan pemasaran film, praktis terpusat hanya pada satu jaringan peredaran yang sekaligus mendominasi bioskop yang ada di Indonesia.

Dalam suasana kreativitas bergairah sementara industri perfilman tidak memiliki system yang mendukung, hal yang ironis justru berlangsung. Terjadi ketidakserasian antargenerasi perfilman, juga antara masya¬ra¬kat perfilman dengan pemerintah, antara masyarakat film dengan pers. Bahkan ketidakserasian antara jaringan pelaku industri film sebenarnya juga berlangsung, kendati lebih berlatarbelakang kepentingan bisnis.
Pemerintah menempatkan perfilman nasional berada di bawah naungan Ke¬men¬te¬rian Kebudayaan dan Pariwisata, yang kemudian menjadi Departemen Ke¬bu¬da¬yaan dan Pariwisata. Perfilman nasional punya induk lagi, namun infrastruktur ter¬lan¬jur centang-perenang. Tahun 2004 FFI yang 12 tahun terhenti, kembali diselenggarakan, dengan fa¬si¬litas pemerintah. Hadirnya peristiwa FFI justru semakin memperlihatkan adanya kesenjangan antarmasyarakat perfilman. Kesenjangan ini memuncak tahun 2006 tatkala sejumlah penerima Piala Citra mengembalikan simbol penghargaan dari FFI tersebut. Perfilman nasional semakin centang-perenang ketika Badan Pertimbangan Perfilman Nasional atau BP2N bentukan pemerintah, membatalkan keputusan Dewan Juri FFI atas film Ekskul sebagai Film Terbaik FFI 2006.

Selain FFI juga berlangsung festival-festival film lain, seperti Jakarta International Film Festival (Jiffest), Festival Film Bandung, Festival Film Jakarta, Indonesian Movie Award, Bali International Film Festival, Asia Film Festival Yogyakarta, serta-serta festival-festival dengan spesifikasi tertentu seperti Festival Film Independen Indonesia atau Festival Film Dokumenter, dan lain sebagainya.

Perfilman nasional dekade 2000 hingga 2008 ini kiranya menjadi proses pembelajaran baru bagi masyarakat film, juga bangsa, dalam mengelola apa yang disebut kebebasan, demokrasi, serta dalam memperlakukan film sebagai karya cipta budaya sekaligus sebagai produk industri. Sejauh ini kebebasan dan demokrasi dalam perfilman sedang memperlihatkan eforianya, di mana masing-masing pihak di kalangan masyarakat film berebut ruang untuk dirinya sendiri dengan berusaha untuk menutup ruang bagi yang lain. Lahir kelompok Masyarakat Film Indonesia (MFI) yang melakukan pemboikotan terhadap FFI, juga beberapa pendukungnya mengajukan gugatan uji materi Undang-undang Perfilman ke Mahkamah Konstitusi dengan isu utama pembubaran Lembaga Sensor Film. Mahkamah Konstitusi menolak gugatan mereka.
Hingga menjelang tahun 2010, pergerakan film nasional ditandai dengan dominannya kembali pelaku-pelaku industri film era sebelum 2000. sementara generasi baru yang muncul setelah tahun 2000, belakangan lebih tertarik memasuki pergulatan di wilayah politik perfilman.

Langit Biru



Langit biru….
Semakin biru…
Bertambah biru…gelap…
Ternyata hujan sayup sayup yang tiba…
Ku kira hujan air yang jernih bak embun pagi yang ada selama ini
Memang air yang jatuh menemui ulu hidungku
Air yang bercampur nanah pekat yang busuk…
Dengan apa harus kubersihkan semua ini
Bagaimana cara menghapusnya
Bagaimana selanjutnya
Apakah langit kan biru lagi dan menerpakan awan gelap yang menerpakan air suci kembali
Semoga saja semua hal tersebut terjadi
Pada hidup yang fana ini
Dan keyakinan kan datangnya air hujan yang jernih nan suci pastikan datang
Menyapu kkerak kotoran nanah pekat jalang

July 22 09’

Anggun Hitam

09’
Kau Cantik
Kau anggun
Kau menawan..
Kau indah
Tak ada yang dapat menyamaimu
Tapi Kau Anjing
Meulusuk kedalam bahu belakang
Menerjang segala urat saraf yang kau temukan
Kau potong semua hal yang membuat orang tenang

Busuk kau..
Anjing kau..

Kelahiranmu adalah bencana
Memuakkan telinga orang yang susah

Sampai kapan kau Mencetak Fosil-fosil api tuhan di bahumu?
Sampai kapan kau jejalkan nanah neraka keperut anak-anakmu?
Sampai kapan?

Rabu, 08 Juli 2009

Sinematografi

Apa itu Sinematografi ?


Ada beberapa istilah perfileman yang kita tidak tau apa itu artinya salah satunya sinematografi
sebenarnya orang banyak sekali membicarakan mengenai sinematografi itu sendiri namun banyak pula yang kurangpaham akan hal tersebut, sebenarnya apa sih sinematografi itu sendiri?
Sinematografi adalah kata serapan dari bahasa inggris Cinematograhy yang berasal dari bahasa latin kinema"gambar". Sinematografi sebagai ilmu serapan merupakan bidang ilmu yang membahas tentang teknikmenangkap gambar dan menggabung-gabungkan gambar tersebut hingga menjadi rangkaian gambar yang dapat
menyampaikan ide (dapat mengemban cerita). Sinematografi memiliki objek yang sama dengan fotografi yaknimenangkap pantulan cahaya yang mengenai benda. Karena objeknya sama maka peralatannya pun mirip.Perbedaannya Fotograpfi menangkap gambar tunggal, sedangkan sinematografi menangkap rangkaian gambar.Penyampaian ide pada fotografi memanfaatkan gambar tunggal, sedangkan pada sinematografi memanfaatkan
rangkaian gambar. Jadi sinematografi adalah gabungan antara fotografi dengan teknik rangkaian gambar atau dalamsenematografi di sebut montase (montage) Sinematografi sangat dekat dengan film dalam pengertian sebagai mediapenyimpanan maupun sebagai genre seni. Film sebagai media penyimpanan adalah pias (lembaran kecil) selluloid yakni
sejenis bahan plastik tipis yang dilapisi zat peka cahaya.Benda inilah yang selalu digunakan sebagai media penyimpanan di awal pertumbuhan sinematografi.




KOMUNIKASI '08

Kamis, 02 Juli 2009

Biografi YUI


Yeeaaa!! Skrg biografinya Yui!! Tau Yui g?? itu loh penyanyi yang suaranya bagus n imut-imut, yang nyanyi lagu Rolling Star, Life, it’s happy line,dia kesukaan Apan,Tahu,Isam,(temen-temenku lainnya hehehe....) dll. Suaranya buagussss!!

YUI adalah penyanyi wanita dan pencipta lagu asal Jepang. di lahir di Fukuoka, 26 Maret 1987 (masih muda nii, hehe) genre lagu dia J-Pop, J-rock. Dia aktif di bidang musik dari taun 2004-sekarang, bekerja di bawah perusahaan rekaman Rainbow Entertainment (2004), Sony Music (2005 – sekarang). Yui tampil bernyanyi sambil memainkan gitar, dan dua dari lagunya, “Life” dan “Rolling Star” menjadi lagu pembuka dan lagu penutup seri ke-5 serial anime Bleach. Album pertamanya, From Me To You dirilis 22 Februari 2006, terdiri dari 13 lagu dan 9 lagu di antaranya belum pernah dirilis sebelumnya.

Profil

· Zodiak : Aries

· Shio : Kelinci

· Hobi : menonton film, membaca buku, bulutangkis

· Tinggi badan : 155 cm

· Golongan darah : AB

· Tempat favorit : pantai ShingÅ« di Fukuoka

Biografi

Yui memulai menulis lirik lagunya sendiri sewaktu di kelas 3 SMP (hebat ya!!). Yui sangat bercita-cita menjadi penyanyi, dan pergi ke mana-mana dengan selalu membawa gitarnya. Sewaktu SMA, ia sering menyaksikan pertunjukan grup musik bianco nero di jalanan, dan memutuskan untuk berhenti sekolah (wew, nekat). Yui mulai belajar menyanyi, menulis lagu, dan memainkan gitar di kursus musik kota Fukuoka.

Sambil bersila di atas kasur, Yui memainkan gitarnya dan menulis lagu pertama yang diberi judul “Why me”. Setelah itu, ia mulai menyanyi di pinggir jalan di kawasan Tenjin, Fukuoka sebagai atraksi pembuka bagi teman satu tempat kursus musik. :mrgreen:

Bulan Maret 2004, Yui mengikuti audisi “SD Audition” yang diadakan Sony Music Japan. Dari 20 ribu peserta hanya 10 orang yang tersisa termasuk Yui (wuiii, hebaat). Duduk menyilangkan kaki di lantai, Yui bernyanyi sambil memetik gitar. Lagu yang dibawakannya waktu itu sebanyak 3 buah lagu, “Why me”, “It’s happy line”, dan “I know”. Finalis hanya boleh membawakan 2 buah lagu menurut peraturan audisi, tapi juri memberikan nilai yang sangat tinggi bagi Yui. Setelah itu, berbagai perusahaan rekaman menjadi saling berebut untuk mengontraknya. Lagu pertama yang dinyanyikan, “Why Me” nantinya dijadikan single perdana, diikuti dengan “It’s Happy Line” dan “I Know”. Keduanya diterbitkan sebagai singel indie debutnya, “It’s Happy Line” dengan lagu “I Know” di sisi B.

Sebagai penghargaan kepada kampung halamannya, Yui menulis lagu “Feel My Soul” ketika meninggalkan kampung halamannya, Fukuoka. Seorang produser dari stasiun televisi Fuji TV mendengar video klip demo lagu tersebut, dan bermaksud menjadikannya sebagai lagu tema serial drama di Fuji TV. Debut singel Yui, “Feel My Soul” yang dirilis 23 Februari 2006 dijadikan lagu tema serial drama Fukigen na Gene. Serial drama tersebut dihiasi lagu-lagu Yui, seperti “Feel My Soul” dan “It’s Happy Line”. Singel “Feel My Soul” laku di atas 100 ribu keping, namun 3 singel berikutnya, “Tomorrow’s Way”, “Life”, dan “Tokyo” ternyata tidak sesukses “Feel My Soul”. Setelah merilis 4 buah singel, album pertama Yui yang berjudul From Me To You dirilis bulan Februari 2006 dan laku di atas 200 ribu keeping (wew,).

Sementara itu, Yui memulai karier akting dengan membintangi film berjudul Midnight Sun (Taiyou no Uta). Film tersebut diputar di Festival Film Cannes 2006 dan dirilis di Jepang pada 17 Juni 2006. Singel ke-5, “Good-bye Days” khusus ditulisnya untuk film Midnight Sun. Kepopuleran singel Yui yang sebelumnya kembali terangkat setelah singel ke-6, “I Remember You” diedarkan.

“Rolling Star” adalah singel ke-7 Yui yang dijadikan lagu pembuka seri ke-5 anime Bleach. Singel ke-3, “Life” juga dipakai sebagai lagu penutup seri ke-5 anime yang sama. Selain itu, iklan televisi ponsel KDDI layanan “au Listen Mobile Service” memakai singel ke-8 Yui, “CHE.R.RY” sebagai lagu tema.

Sementara itu, album kedua, Can’t Buy My Love menduduki puncak tangga album Oricon selama 2 minggu berturut-turut, dan laku lebih dari 500.000 keping.

Singel ke-9 berjudul “My Generation/Understand” dirilis 13 Juni 2007, sekaligus merupakan singel pertama Yui yang berbentuk double A-side (dua lagu unggulan di sisi A). My Generation menjadi lagu tema untuk serial drama Seitosho-kun, dan “Understand” menjadi lagu tema film Sidecar ni Inu.

Singel ke-10, “Love & Truth“, dirilis 26 September 2007, merupakan lagu tema dari film yang dibintangi oleh Erika Sawajiri, yang berjudul Closed Note






Gimana...

Sudah puaskah anda ?