Bab I.Pengertian
Charles E. Merriam (Bapak Ilmu Politik Modern)
- Pengalaman PD I: Pendapat Umum, Propaganda, & Komunikasi
Harold Lasswell (1 dari 4 pendiri kajian komunikasi)
- a political sociologist, a political philosopher, a political psychiatrist (who for a time practices as a lay analyst), and needless to say, a student of political communication. (Schramm)
Dan Nimmo- Political communication as a field of inquiry is cross disciplinary
- Memperkaya bidang kajian dan mengaburkan batas-batas disiplin komunikasi politik.
- Ranah kajian: komunikasi politik lewat media massa sampai dengan hubungan antara komunikasi dengan sistem politik
Kehadiran Disiplin Komunikasi Politik
- Adanya penelitian, penerbitan, pengakuan professional, pengakuan akademis, pengakuan aplikasi
- Di Amerika (1972): 1000 buah penelitian kompol.
- P
olitical Communication Review, Political Communication and Propaganda, dll.
PENDEKATAN dlm mengkaji KOMUNIKASI POLITIK
Kom-pol merupakan bidang kajian baru tetapi mengalami perkembangan luar biasa dlm 50-75 tahun terakhir.
Kajiannya selama ini lebih banyak terkait dg PEMILU:
o Pilihan-pilihan politik
o Voting studies (
Lazarsfeld: 1948; Berelson: 1954)
o Pesan-pesan yg dimediasi scr massif
o Efek pesan pd cakupan wilayah yg luas:
Parpol tertentu, informasi kandidat, pilihan2 politik
o Lebih banyak dilakukan sosiolog & political scientists
Journalism Research
o Press coverage political event
o Awalnya kajian hub editorial & ketidakproporsionalan pemberitaan media
o Skrg lebih tekankan pd kinerja pers selama kampanye
Tokoh-tokoh Kajian Komunikasi Politik
Karl Deutsch (1963) (political scientist)
o Membangun sejml model bagaimana control dlm sistem politik menjadi mapan
o Terinspirasi oleh sistem politik D. Easton (1964)
o Lebih aplikatif & efektif jelaskan teori hubungan kekuasaan tapi masih kurang jelaskan Kom-pol
o Konsep politik dimana fenomena komunikasi menekankan pd peristiwa sbg feedback nyata dari fenomena sistem
o Seluruh sistem politik dipengaruhi oleh komunikasi
o Kompol dievaluasi/dikritisi mass media dlm pemilu
Fagen (1966)
o Menggambarkan informasi yg relevan scr politik sbg kompol dlm sistem politik
o Kontribusi pd definisi fungsi kompol:
Aktifitas komunikator yang mempengaruhi politik dg kebaikan konsekuensinya baik yg actual/potensial.
o Tertarik pd: proses komunikasi dlm pemilihan presiden, definisi agenda, partisipasi dlm buat kpts, wilayah kritik yg boleh, & sosialisasi
Almond & Coleman (1960)o Menggambarkan fungsi sistem politik: sosialisasi & pembuatan peraturan, aplikasi & adjudication; fungsi2 ini dibawa melalui komunikasi
o Aktifitas komunikator sbg bagian dari proses politik & tidak untuk mendefinisikan proses
o Sistem politik tidak digambarkan melalui variabl komunikasi tetapi merupakan setting lembaga dimana fungsi2 politik dibawa melalui komunikasi
Arora & Lasswell (1969)o Ide kom-pol berdasarkan media massa
o Jurnalis & peneliti komunikasi ambil peran lebih tanpa melibatkan alat analisispolitik dan perspektifnya (Handbook of Political Science, Greensten & Polsby, 1975)
o 1960an kajian kom-pol lebih merupakan fenomena di media massa selama pemilu
Kraus & Davis (1976)o Kompol digambarkan sebagai proses media massa (termasuk komunikasi interpersonal) & elemen2nya yg dapat mempengaruhi perilaku
Chaffee (1975)o M’konseptualisasikn kompol sbg bdg kajian yg tdk langsung:
“apa yang seharusnya dilihat adl sekumpulan paradigma penelitian dimana kita bisa scr dalam & luas memperoleh pemahaman dari peran komunikasi dlm proses politik”.
Rivers (1975)o Empat area penelitian komunikasi politik yang penting:
1- Pengaruh pemerintahan pd media
2- Sistem informasi pemerintahan
3- Dampak media pd pemerintahan
4- Pemberitaan media & isi berita, setting lembaga, struktur sosial
Blumler & Gurevitch (1975)o Politik adl kekuatan atau kekuasaan
o Jika politik adl tentang partisipasi maka warga negara harus communicated by para penguasa
o Jika politik adl legitimasi maka aturan2 rejim harus disimbolisasi
o Jika politik adl suatu pilihan maka kebijakan harus disirkulasi.
TEORI & MODEL KOMUNIKASI POLITIK Ada banyak pendekatan dlm mengkaji komunikasi politik. Setiap pendekatan memandang scr luas bhw politik merupakan suatu komunikasi atau setidaknya merupakan suatu fenomena informasi.
Communication is the lifeblood of politics & political relationships.
Ada setidaknya 6 pendekatan mendasar bagi PENELITIAN KOMUNIKASI POLITIK.
o Pendekatan sistem dari cybernetician yg memandang komunikasi merupakan sistem (bahasa umum) yg menjelaskan interaksi antar berbagai elemen di dlm sistem.
o Pendekatan Linguistik yg memberikan perhatian pada kontrol sosial yg memandang bahasa sebagai sarana kontrol sosial.
- muatan politik adalah kata-kata. (Graber, 1976) negosiasi
- ekspresi simbolik; verbal language than nonverbal;
- hortatory language (propaganda slogan ambisius); exist legalistic language (judicial interpretation; symbolic function); administrative language (prosedur birokrasi); bargaining language
o Pendekatan simbolik yg memandang aktifitas politik seperti komunikasi lebih sebagai pertukaran simbolik.
- menyederhanakan kerumitan politik
- menggantikan instrumen2 politik
o Pendekatan fungsional yg memberikan perhatian pada konsekuensi dari komunikasi (yg lebih luas), khususnya media massa, bagi sistem politik. (Fagen, 1966) (C Wright, 1975)
- menekankan konsekuensi sistem dari komunikasi;
- peran komunikasi & proses komunikasi bagi pemilihan presiden, agenda politik, partisipasi pembuatan keputusan, penerimaan kritik, sosialisasi. (hanya sebagai hasil akhir dari pertukaran pesan)
- mengabaikan hubungan politik yg mapan & telah terinisiasi.
o Pendekatan organisasi (organizational perspective) yg memberikan perhatian pd arus informasi intragovernment dg parameter2 tertentu.
o Pendekatan lingkungan (environmental view) yg memandang bahwa sistem politik mewarnai proses komunikasi.
Seringkali keenam pendekatan ini saling campur aduk.
PARTISIPASI POLITIK Partisipasi politik pada dasarnya berarti memberikan dukungan atau tuntutan di dalam sistem politik.
Dalam sistem demokrasi voting merupakan bentuk aktifitas berpartisipasi.
Alasan berpartisipasi (Meadow, 1980):
o Keharusan mengkomunikasikan kebutuhannya pada pembuat kebijakan
o Untuk memantapkan tujuan sistem (politik).
o Untuk memberikan dukungan bagi sistem dan pemimpinnya.
Tiga Dimensi Partisipasi Politik (Nimmo, 1978):
o Gaya umum partisipasi
Langsung/wakilan
Kentara/tak kentara
Individual/kolektif
Sistematis/acak
Terbuka/tersembunyi
Berkomitmen/tak berkomitmen
Derita/kesenangan
o Motif dasar berpartisipasi
Sengaja/tak sengaja
Rasional/emosional
Kebutuhan psikologis/sosial
Diarahkan dari dalam/dari luar
Berpikir/tanpa berpikir
o Konsekuensi berpartisipasi
Fungsional/disfungsional
Sinambung/terputus
Mendukung/menuntut
Tipe dan Distribusi Partisipasi Politik
o Partisipasi dalam Pemilu
Identifikasi dengan parpol
Pendaftaran utk memilih
Pemberian suara dlm Pemilu
Pengambilan bagian dlm kampanye
o Partisipasi bukan dalam Pemilu
Mengikuti informasi ttg politik
Masuk organisasi kepentingan umum dan politik
Menghubungi pejabat pemerintah
Pertemuan Ke 6
KONFLIK, INTEGRASI & PEMBANGUNAN
Konflik
Konflik merupakan bagian dari dinamika politik. Konflik juga seringkali dipandang sebagai sesuatu yg negative. Padahal konflik bisa bersifat positif dan juga negative.
Konflik muncul karena adanya ketidaksamaan/ ketidaksepahaman atau ketidaksepakatan antara pihak-pihak yang berkepentingan.
Terdapat 4 tahapan konflik:
1. Sumber konflik. Bisa berupa perbedaan nilai dan tujuan (terkait dg sumber yg terbatas).
2. Konflik seringkali melewati fase ekspansi shg melibatkan lebih banyak issue & aktornya sbg bagian dr dinamika konflik.
3. Pengelolaan konflik klarifikasi, isolasi, depersonalisasi
4. Resolusi
Setiap fase konflik menunjukkan pentingỹ variable komunikasi.
Fungsi Konflik (Perspektif Komunikasi):
1. Konflik memungkinkan terbukanya jalur komunikasi yg sebelumnya tidak ada atau tertutup.
2. Konflik merupakan bagian dari inartikulasi politik.
3. Konflik menjadi katalisator utk menemukan solusi yg lebih baik.
4. Konflik memungkinkan munculnya komunikasi internal bagi anggota kelompok shg meningkatkan loyalitas dan mempertegas batas-batas kelompok.
Variabel-variabel Konflik:
1. Size jml pihak yg terlibat konflik
2. Scope cakupan fenomena kontroversi; banyaknya aktifitas, nilai, sumber-sumber dan aspek lain yg terlibat.
3. Intensity berhubungan dg komitmen keterlibatan
4. Visibility jarak pelaku & konflik. (1) outsider (2) rekrutmen
5. Dynamism konflik berubah sepanjang waktu.
Integrasi
Konflik & integrasi terjadi melalui pertukaran & komunikasi.
Seringkali mrpk fungsi simbolik
Merujuk pada penggabungan klp or komunitas
INTEGRASI & KONFLIK
Pertemuan Ke 7
POWER, INFLUENCE, & AUTHORITY
POWER
Berdasarkan sejarah, risalah politik lebih banyak diisi oleh pembahasan mengenai POWER (kekuasaan). Apa yg dimaksud dg kekuasaan, bgmn memperolehnya, bgmn mempertahankannya, bgmn menjalankannya?
Political science… is the study of shaping and sharing of power. (Lasswell and Kaplan, 1950)
Pendekatan POWER dalam komunikasi politik:
• Derivasi dari atribusi dimana power dilihat sebagai asset yg dpt diukur/nyata, spt: keterampilan & sumber daya.
• Memandang power sbg suatu hubungan sebab-akibat. Actor A dikatakan memiliki power melebihi actor B jika perilaku A menyebabkan perilaku B. Menekankan pd hu-bungan antara A & B yg terjadi melalui proses komunikasi.
Dimensi POWER (Robert Dahl, 1970):
• Scope/wilayah power isu dlm hub power yg ada
• Domain dari power keterlibatan dlm hubungan
• Distribusi power pola hub dlm sistem & antar indvd
• Karakteristik power:
o sumber : status asal & capaian sukses
o keterampilan:
o motivasi terlibat
o biaya power
Tujuan hubungan POWER:
o Menegaskan tuntutan
o Menunjukkan power yg dimiliki
o Hal-hal yg tak terpenuhi harus diketahui & terukur
o Pemantauan kesuksesan & kegagalan
INFLUENCE seringkali digunakan sbg bahasa/kata yg lebih halus daripada power.
• Power paksaan, ancaman, tekanan, sanksi, rewards,
resource.
• Influence leadership, legitimacy, expertise, authority,
sociological role sociology of leadership, joins diverse literature, social communication, psychology of groups, bureaucracy.
INFLUENCE POWER
High Low
High Benevolent Leader Family
Low Bully Stranger
Pertemuan Ke 7
Informasi dan Sosialisasi Politik
Setiap orang mengambil sikap yang berbeda ketika bersentuhan dengan dunia politik. Perbedaan itu tidaklah muncul dengan seketika tetapi disebabkan oleh – salah satunya – dampak informasi dan sosialisasi politik yg dia terima.
Faktor-faktor apa saja yg mempengaruhi proses sosialisasi politik sehingga menimbulkan perbedaan orientasi dlm berpartisipasi.
Analisis mikro & makro politik.
Kajian Awal
• Lasswell (1968): who learns what from whom under what circumstances and with what effect.
Dennis (1968) ten distinct dimensions: (1)system relevance, (2)cross cultural, (3)elit, and (4)subcultural aspects of political socialization, (5)generational and (6)life-cycle socialization analysis; (7)learning process, (8)content, (9)effects, and (10)agents of socialization.
Sears (1975) three broad categories: (1) attachment to the political system; (2) partisan attitudes; (3) political participation.
Micro Analysis Macro Analysis
Individuals attitudes
Terkonsentrasi pd proses dimana idvd dijelaskan secara politik & psikologis
Proses dimana idvd belajar ttg norma, kepercayaan, nilai & institusi pol masy. t4 ia berada
Idvd beliefs, idvd attachment to pol syst, knowledge syst, dynamics of pol learning,etc Konsentrasinya pd konse-kuensi2 sistm pol thd sosialissi pol
Bgmn nilai2 pol memberikan hasil pd orientasi politik sbg konsekuensinya
Tertarik pd bgmn sist pol dijlnkn tetapi sosialisasi politik-nya memberikan hasil yg ber-beda & unik pd bdy yg beda
Agen sosialisasi politik
• Keluarga anak-anak
• Sekolah guru, kurikulum
• Media massa pengaruh konteks sosial-bdy
OPINI PUBLIK
PENGERTIAN OPINI
PROSES OPINI (Dalam tinjauan & pengamatan)
Kecenderungan kegiatan opini
Citra Personal
Interpretasi Personal
Organisasi opini personal
PENYUSUNAN OPINI PUBLIK
Tahap Pembentukan Opini
Karakteristik Opini Publik
Implikasi