Rabu, 10 Februari 2010

Hehehe… Januari, 2010

Madura malam adalah tervulgar didunia yang pernah ku jamah. Di katakan vulgar karena segala masalah hidup tak perduli seperti apa bobotnya bebas dibicarakan tanpa takut diobrak aparat sewaktu orba. Tak takut terbisingi oleh ramainya hedonisme yang biasanya selalu ada di tempat-tempat lain. Kita bebas semaunya udhel mebicarakan pembantaian, pemerkosaan, pembunuhan karakter social yang terjadi. Dari masalah Dajjal, hingga kematian tragis Trunojoyo oleh adipati Anom tak luput dari lilitan lidah penuh amarah terhadap keadaan dunia ini.

Ketika angin dingin terasa, sudah saatnya membuka lebar-lebar daun telinga yang selama seharian tertutupi oleh permainan media di televisi dan Koran-koran bekas hari kemarin. Ketika dentum jam sudah menunjukkan sekitar jam 00.00 WIB, hobi baru ini mulai terbentuk dalam benak. Ketika lingkungan memaksaku mau tidak mau harus membunuh kebiasaan apatisku terhadap keadaan kehidupan. Padahal aku sadar bahwa paksaan ini baik serta warning bagiku. Dikatakan baik, karena inilah sejatinya ilmu hidup. Agar hidup jadi hidup,meskipun mengetahui sebenarnya hidup adalah “angan mimpi kepada nyata”. Dikatakan warning karena ini adalah sinyal alarm nafas waktu yang waktu demi waktu semakin menjepit masa depan ini.

Ahh….. terlalu naïf diri ini ketika menjadi sok penggila sastra dengan menampilkan kalimat-kalimat yang syarat akan makna yang dalam, padahal dir ini masih cetek. Inti semua pembicaraan bersama kawan-kawan yang istimewa yang diturunkan dari langit dengan jutaan sayap keilmuannya adalah :

• Apa yang di lakukan setelah ini
• Realita memang seperti ini tidak pernah sama dengan apa yang masih di ajarkan
• Kalau tahu seperti ini, apakah yang harus dilakukan
• Perbicaraan ngalor ngidul ini belum menemukan kesepakatan akhir seperti apa kita seharusnya
• Ternyata berpedoman seperti air serta kembali ke kata “Beruntung” sebagai inti kesuksesan
• Karena kebahagiaan ada di seni “ Nriman’e jowo”.

“Hahaha…. Lucu…”
Memang, kehidupan jika dibicarakan seru. Mengalahkan serunya melihat leher digorok pisau komando. Lika-liku jalannya memiliki pesan-pesan yang belum bisa ditafsirkan

Ya robbi… segala syukur kucurahkan terhadap ilmu yang Enkau turunkan berangsur-angsur dengan keindahan semua prosesnya.

0 komentar:

Posting Komentar