Selasa, 06 Oktober 2009

Pengaruh Internet terhadap dunia Politik

Saat ini internet bisa dikatakan sebagai media informasi yang vital dan ‘merakyat’. Internet telah memberikan banyak hal, dalam artian pengaruh positif dan negatif. Sebagai contoh pengaruh positif, khalayak bisa mendapatkan informasi yang tidak hanya sebatas regional, mereka bahkan dapat mencapai informasi yang sifatnya internasional. Pengaruh positif lain salah satunya internet sebagai media komunikasi yang meniadakan jarak jauh.

Dalam kancah politik, internet digunakan sebagai media komunikasi politik dalam bentuk antara lain kampanye partai politik, akses informasi pemilihan umum, dan informasi politik terbaru dari pemerintah Indonesia serta luar negeri. Akan tetapi, kita bisa lihat internet memiliki pengaruh negatif pula. Internet telah menyuburkan konsumerisme. Masyarakat bisa ‘terbius’ iklan atau apapun yang mempunyai sifat diperdagangkan di dunia maya. Selain itu, kualitas moral ikut menjadi hal yang dipandang sebagai dampak negatif internet. Beberapa link situs yang mempunyai sasaran orang dewasa, dapat dengan sangat mudahnya diakses oleh pengguna internet yang usianya belum sesuai.
Internet sebagai bentuk globalisasi sangat mempengaruhi lingkup sosial politik. Salah satu contohnya adalah hilangnya privacy. Informasi yang disajikan di internet terkadang membuat privacy yang sifatnya bukan untuk umum menjadi rahasia umum. Kemudian mengecilnya ruang dan waktu akibat internet telah mengakibatkan hampir tak ada kelompok orang atau bagian dunia yang hidup dalam suatu isolasi yang jelas.Informasi tentang keadaan tempat lain dan tentang situasi orang lain, dapat menciptakan suatu pengetahuan umum yang jauh lebih luas dan aktual. Informasi itu pada gilirannya dapat menimbulkan solidaritas global yang melintasi kelompok etnis, batas teritorial negara atau berbagai kelompok agama. Sebaliknya, informasi yang cepat ini semakin memudahkan pula sekelompok orang atau orang perorangan di suatu tempat untuk merancang kejahatan bagi kelompok atau orang perorangan lain yang berada sangat jauh.
Dalam bidang politik, batas-batas teritorial suatu negara menjadi tidak relevan. Batas negara tidak menjadi batas dari aliran informasi, karena seseorang di negara tertentu dapat berhubungan langsung dengan orang lain di negara yang berbeda tanpa dapat dihalangi oleh siapapun. Di Indonesia, pengaruh internet juga tampak pada masa Orde Baru. Dimana internet digunakan sebagai media untuk menyuarakan aspirasi rakyat.
Suatu gejala yang amat dahsyat pengaruhnya adalah bahwa dalam internet atau dalam cyberspace, semua kategori dalam suatu social space menjadi tidak relevan. Diferensiasi sosial yang ada dalam masyarakat berdasarkan usia, jenis kelamin, agama, status sosial, tingkat pendidikan, besarnya pendapatan, pengalaman kerja atau tinggi-rendahnya reputasi diterobos tanpa kaidah yang jelas dalam cyberspace. Sebagai contoh, siapa saja dapat mengirim informasinya ke dalam cyberspace untuk diterima atau ditolak oleh orang lain bahkan mungkin juga terjadi dialog di dalamnya tanpa memandang reputasi, usia, dan lain-lain. Sesuatu yang sulit terjadi di dalam media massa manapun.
Internet yang disalahgunakan menciptakan sebuah fenomena sosial baru. Cybercrime, kejahatan atau kriminalitas di internet. Cybercrime dapat dilakukan tanpa mengenal batas teritorial dan tidak memerlukan interaksi langsung antara pelaku dengan korban kejahatan. Bisa dipastikan dengan sifat global internet, semua negara yang melakukan kegiatan internet hampir pasti akan terkena imbas dari perkembangan cybercrime ini. Individu atau kelompok yang melakukan cybercrime populer dengan sebutan cracker dan hacker. Cybercrime bahkan mampu mencapai ranah politik. Salah satu contohnya adalah sistem jaringan Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada tahun 2004 yang disusupi oleh para hacker.

0 komentar:

Posting Komentar